22 September 2010

Riki-Oh : The Story of Ricky ( 1991 )

Storyline :

Ricky Ho ( Siu-Wong Fan ) adalah seorang pemuda yang sejak kecil dikaruniai bakat ilmu 'Chi-Gung', yaitu sejenis ilmu tenaga dalam super yang membuatnya mampu menghancurkan batu-beton dengan sekali pukul. Dengan tenaga super itu dia mampu memecahkan kepala manusia seperti layaknya buah semangka. haha

Suatu hari, ketika kekasih Ricky ditemukan tewas karena ulah triad-narkoba setempat, Ricky pun mengamuk dan membunuh boss triad tersebut.

Karena pembunuhan itu, Ricky dijebloskan ke sebuah penjara.
Diceritain pada tahun 2001 ( film ini dirilis thaun 1991 ) , sistem kapitalistik di Hongkong membuat penjara telah menjadi bisnis franchise pihak swasta.
Nah, Ricky di jeblosin ke penjara swasta tersebut.

Ternyata penjara itu dipimpin oleh seorang sipir bermata satu & berlengan kait ( seperti kapten hook ) yang korup, sadis dan diktator. Bukan hanya itu, penjara juga digunakan olehnya untuk menanam ganja dan memproduksi opium. Sementara, kekerasan terus terjadi sehari-sehari didalamnya akibat dari sepak-terjang 'The Gang of Four' yang menguasai 4 wilayah blok penjara dengan mem-bully siapa saja yang lebih lemah.

Nah, sekarang rasanya pukulan maut Ricky dibutuhkan untuk menghentikan kedazliman yang terjadi dalam penjara tersebut!

Review :


Pertama kali nonton pelem ini dulu di bioskop kampung , (  di Indonesia beredar dengan judul ' The King of Power' ) yang herannya, adegan eksplist-graphic nya nggak disensor. Kalo ga salah, beberapa minggu setelah pelem ini, bioskop juga menayangkan 'Braindead' nya Peter Jackson. Bayangin, anak kecil rumahnya deket bioskop grindhouse, pantes aja gedenya bikin blog sampah haha

Kalo gue bilang, 'The Story of Ricky' itu seperti film 'Kungfu Hustle' versi hardcore dengan level cheap-splatter-gore setingkat ama Bad Taste.

Gue nggak tau apa emang Ng Kai Lam ( sutradara film ini ) sengaja bikin pelemnya jadi laughable-ridiculous kaya gini ?

Ataukah dia sebenernya lagi nyoba bikin pelem serius dengan banyak adegan mega-violence di dalemnya? haha Ini sebenernya bisa ditelusuri dari keterlibatan Tetsuya Saruwatari yang mana merupakan mangaka (pembuat Manga/komik jepang ) sebagai salah satu penulis naskah film ini. FYI, film ini sendiri adaptasi lepas dari manga 'Riki-Oh' karyanya.

Nah, sepertinya sutradara Ng Kai Lam pengen style-komik itu diterjemahin dengan persis kelayar lebar. Dengan ide kaya gitu, maka semua adegan dan dialog dalam pelem ini terasa bener2 komikal. Sementara adegan gore-nya juga secara naif ditampilin tanpa ragu-ragu dengan efek yang ultra-cheap!

Haha ya, disini kamu akan nemuin sederetan adegan silly-splatstick-gore yang membuat gue maklum kalo 'The Story of Ricky' akhirnya menjadi film paling gory sepanjang sejarah sinema eksploitasi di Hongkong, sementara publik Eropa/Amerika menjulukinya sebagai 'Asian-Braindead'.

Kepala pecah, wajah tertusuk paku, muka di 'gusruk' penyerut-kayu, perut robek, orang dikubur hidup-hidup, bola mata nyoplok, orang dimasukin mesin penggiling daging, tubuh meledak, orang dikuliti, dan gue bahkan belum nyebutin adegan gore paling konyol yang mustahil untuk tidak membuat siapapun tertawa terbahak-bahak ( atau kemungkinan lain meraung-raung sambil menggerogoti bangku ). Gue nggak hiperbola, coba aja tonton sendiri :D

Rambo mah lewaaatt....

The Story of Ricky juga mempunyai klimaks-ending yang ( sekali lagi ) ngingetin ama Braindead dimana bos-sipir nya mampu berubah menjadi monster raksasa, so jangan lewatin the ultimate-battle antara Ricky si jotosan maut melawan monster-sipir!

Terus gimana dengan ceritanya? story? what? you kidding me haha

ya, rentetan adegan hillarious sepanjang film yang tanpa sadar membuat mulut nganga dan otak lumer ini membuat gue nggak peduli lagi ama cerita dan semua plot-hole nya dll hahaha this movie is stupiidd asshooollleeeee!!!

Cukup sudah, kalo diterusin review ini hanya akan berisi kalimat praising/glorifikasi subyektif semata. Menyebalkan bukan? hehe





Overall, 'The Story of Ricky' pantes masuk klasifikasi film yang 'jadi menghibur + fun justru karena keterlaluan konyol, bodoh dan jeleknya. So, kalo kamu mencari film eksyen-thrashy-eksploitasi murahan dengan banyak silly-splatstick-gore didalemnya..then, this is your paradise..

Rating : 
Image and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPic

17 September 2010

The Human Centipede ( First Sequence ) -2009- & 3 Others 'Mad-Scientist' In Horror-Movies

Sepertinya gue nggak perlu lagi menceritakan storyline film yang sempet jadi perbincangan horror-fan beberapa bulan kebelakang ini. Semua kayanya udah pada tau ya hehe ini memang review telat. Tapi kalo emang ada yang kebeneran belum tau ( belum nonton ) baiklah gue ceritain aja premise pelem ini dengan satu paragraf singkat :

................................

Dr. Heiter ( Dieter Laser ) adalah mantan dokter bedah yang terobsesi membuat 'manusia-kelabang'. Impiannya itu menjadi kenyataan ketika dua turis Amerika yang mengalami kesialan, tak sengaja berkunjung kerumahnya. Dr. Heiter segera membius mereka. Berikutnya, seorang turis Jepang yang sial juga menjadi korbannya. Nah, source untuk membuat 'manusia-kelabang' udah fix, maka, operasi penggabungan pun segera dilakukan. jreeeng...tak lama kemudian manusia kelabang pun tercipta!

lalu bagaimana kisah selanjutnya? akankah mereka selamat?

..................................

Dengan premise seperti itu, sneak-preview The Human Centipede ( yang didukung trik viral-marketing dan trailer di Youtube ) sempat membuat shock calon-audiens nya. Bahkan beberapanya langsung melabeli pelem ini sebagai calon pelem paling disturbing tahun 2009.

Namun hype dan ekspektasi melambung itu rupanya tidak mampu dipenuhi Tom Six ketika The Human Centipede akhirnya rilis. Terbukti, film ini mendapat rating kurang bagus di IMDB atau Rotten-Tomatoes.

Gue perhatiin di berbagai review, kebanyakan yang kecewa adalah para horror-big-fan yang udah bersiap-siap dengan kantung muntahnya untuk melihat betapa disturbingnya operasi 'penyambungan-anus' yang dalam bayangan mereka itu akan ditunjukin secara eksplisit dalam level gorefest. ( kalo penonton pelem yang masang poster 'Finding Nemo' dikamernya sih nggak gue itung ya, soalnya pasti muak ama pelem ini :D ) Sementara untuk penonton 'liberal-lintas-genre' yang tidak menaruh ekspektasi apa apa, sepertinya fine-fine saja dengan film ini.

Yah, gue kasi tau aja : filemnya ternyata nggak se gruesome-anjing-edan premisenya.

Langsung ke review,


Sebenernya gue tidak terlalu mempermasalahkan adegan gore ( operasi penyambungan ) yang di-skip dalam pelem ini. Soalnya jika itu di tampilkan,  gue yakin ( dengan premis seperti itu ) The Human Centipede akan menjadi film gross-torture-exploitation yang cuma bisa diputer di festival2 Underground atau bioskop Grindhouse.

Jadi gue bisa memahami keputusan Tom Six yang harus berkompromi dengan penyandang dana, lalu membuat adegan yang 'gross-potentially' nya menjadi soft supaya pelem ini bisa meraih audiens yang lebih luas.

Kemudian dia memilih memakai konsep 'Mind-Horror' buat menyajikan horrornya ( itu maksudnya kita disuruh ngebayangin sendiri horror yang tengah tersaji di layar, dalam beberapa film lain seperti 'Funny Games' , konsep ini cukup berhasil menebar terror ). Gue juga nggak punya masalah ama konsep model begini, apalagi di beberapa scenenya 'The Human Centipede' berhasil bikin lobang-pantat  gue 'nyut-nyut-an' karena ngebayangin rasa sakit yang dialami ketiga objek-penderitanya.

Yang jadi masalah adalah ketika Tom Six ternyata nggak berhasil ngembangin plotnya. Dia seperti kebingungan untuk ngelanjutin cerita, ketika 'manusia kelabang' impiannya sudah tercipta. Inilah titik dimana pelem kemudian meluncur ke jurang bernama 'generik + boring'.
Hal ini diperparah dengan keputusannya yang dengan sengaja hanya mem-paste-kan ide ceritanya nya itu kedalam sebuah 'template' film-film horror yang udah sering dipake oleh ribuan pelem horror lainnya.

Dengan keputusan 'nggak kreatif'  seperti ini, yang audiens dapet adalah adegan2 klise + predictable ( turis, ban kempes, nggak ada sinyal, middle of nowhere, rumah terpencil, bla bla bla dll ), plot-hole2, dan adegan2 yang terasa dipaksakan cuman demi ngisi durasi sejam-setengah. redundant.

Kesan bahwa film ini hanya bertumpu pada ide 'menyatukan-3-orang-jadi-kelabang' saja, semakin kuat dengan absurdnya alesan Dr.Heiter membuat 'manusia kelabang' itu sendiri. Apa tujuannya dia bikin manusia-kelabang? kita cuman mendapat penjelasan dari ucapan Dr.Heiter : 'I don't like human beings'. Selain itu, sederhana aje : doi agak kurang waras dan pengen membuktikan teori-medisnya. itu doang. Nah, sekarang bisa dimengerti kalo plot film akhirnye susah buat dikembangin.  



Gue pikir, pelem mungkin akan lebih menarik jika Tom Six mempunyai slot-durasi khusus untuk nyeritain karakter ( masa lalu ) Dr.Heiter lebih dalam dan bukan hanya nyoba nampilin disturbing-graphic lengkap dengan 'hide-run-seek' klise nya sepanjang film. 

Ngomong-ngomong tentang akting, Dieter Laser bisa dikatakan kalo doi berhasil ngidupin karakter 'dokter-sinting' yang Tom Six harapkan. Sick, frikkin' and creepy.

Namun menurut gue, tanpa harus pasang muka bengis, siapa aje yang punya ide nyambungin 3 manusia jadi 'kelabang', pastilah dia gila dan itu udah cukup untuk membuat penonton bergidik ngeri, termasuk kalo dia punya wajah sepolos Baim. So, keputusan Tom Six buat ngasih karakter dokter berwajah sangar bin bengis, membuat film ini malah terkesan ambisius ( try-hard ) sekaligus kurang percaya diri. ( Lagipula, dengan ekspresi kaya gitu,  Dr.Heiter lebih mirip pedofil pemerkosa anak dibawah umur daripada seorang dokter. ) haha

Feed her! feed her!..swallow it bitch!!
Coba cek 'mad-scientist' lainnya : Herbert West, Victor Frankenstein, Don Brandon, Seth Brundle, Dr.Moreau, Dr.Jeckyll dll semuanye nggak ada yang berwajah sangar, kenape? karena  ide dan apa yang mereka kerjain di laboratorium aja udah cukup sangar.

Sementara pemeran2 lainnya...ugh, apa sih yang bisa diharepin dari artis yang kebagian peran mulutnya nempel di bokong lawan maennya selain nangis-nangis? Dalam hal ini, untunglah ada si Katsuro ( Akihiro Kitamura ) yang dengan makian kocaknya membuat pelem sedikit lebih 'hidup'.

So my verdict is :  menurut gue, Tom Six terjebak pada 'ide besar' nya sendiri. Dia terlihat kewalahan  mengisi durasi, mengembangkan plot, dan ngimbangin orisinalitas idenya yang membuat The Human Centipede akhirnya hanya menjadi tipikal slasher medioker yang generik.




....................................

Yang diatas tadi adalah review gue setelah nonton film ini untuk kedua kalinya dalam keadaan normal. haha

Iye, soalnye ketika pertama kali nonton pelem ini dalam keadaan fungsi otak menurun karena sedikit mabuk ( mabuk tape ), beramai-ramai dan ekspektasi yang sangat rendah, The Human Centipede berhasil ngasih kegembiraan hahaha gue pikir The Human Centipede akan cukup menghibur pada orang yang lagi males mikir dan tidak mempunyai harapan ( ekspektasi ) apa-apa. Lupain juga 'ide besar'  Tom-Six tentang manusia-kelabang, anggep ini sebagai film thriller-slasher biasa, dan kamu akan menemukan beberapa breathtaking-moment yang cukup thrilling.

Seperti temen gue yang cuma : nonton, ngemil keripik, ngebir, tereak2 dan ketawa. Ketika film selesai ini lah komentarnya :

" gue mau di jadiin kelabang!!"

" kenapa?" tanya gue ngantuk dengan mulut masih penuh pisang goreng.

" iye, mau aja..asal yang didepan Sora Aoi..dan dibelakang gue Sena Ayanami.."

Begitulah. don't take it too seriously.

Rating : 


Image and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPic


..........................................

Trivia :

--  Tom Six terlihat sangat 'try-hard to be smarty' dengan memilih korbannya yang ( dengan kebetulan luar biasa ) berasal dari Amerika dan Jepang. sementara Dr.Heiter sendiri adalah seorang Jerman. Ini maksudnya apa? parodi atau statement sinikal tentang Perang Dunia 2??? haha

-- Tersiar kabar kalo disekuelnya Tom Six akan menggabungkan 12 orang. Semoga yang dimaksud adalah, dia akan membuat 1 kelabang jantan yang terdiri dari 6 pria, dan 1 kelabang betina yang terdiri dari 6 cewek. Terus keduanya disuruh ML yang akhirnya akan menghasilkan 1 bayi manusia-kelabang super yang nantinya akan mencaplok Tom Six.  wkwkwk ngaco.

kalo kelabangnya kaya gini sih keren banget!
.........................................

3 ILMUWAN/DOKTER SINTING LAINNYA DAN MONSTER CIPTAANNYA :

Salah satu hal positif dari The Human Centipede adalah bahwa Tom Six udah menyajikan kembali tema ' Mad-Scientist' yang pernah populer di genre horror. Idenya tentu cukup menyegarkan ditengah seragamnya tema-horror belakangan ini.

Yap selain psikopat, hantu dan alien/zombie, genre horror masih mempunyai penebar terror yang sedikit terlupakan: dialah dokter/ilmuwan sinting.

Dalam pelem2 horror bertema 'mad-scientist' terdahulu, -seperti gue bilang diatas- yang menyeramkan darinya adalah bukan tampang atau betapa psikotiknya sang dokter/ilmuwan. ilmuwan2 ini sebenernya orang baik biasa-biasa saja. keliatan kaya orang kurang tidur dengan rambut acak-acakan.  Namun dia mempunyai obsesi akan sebuah teori-medis, dan obsesinya ini kemudian dituangkan dalam sebuah eksperimen ekstrim.

Disinilah horrornya, apa yang dilakukan Ilmuwan-gila di laboratorium ( dengan botol berisi cairan berwarna hijau itu ) biasanya menghasilkan sesuatu yang mengerikan!

Nah, di bawah ini adalah 3 'mad-scientist'  legendaris dengan makhluk ciptaannya :

Notes : Ke 3 karakter dibawah ini sebenernya adalah karakter fiksi yang diadaptasi dari novel/buku ke layar lebar. Victor Frankenstein dari novel karya Mary Shelley ( 1818 ), Dr. Moreau dari novel H.G. Wells ( 1896 ) dan Dr. Herbert West adalah karakter dari cerita-pendek novelis H.P. Lovercraft yang ditulisnya pada tahun 1921.

Tapi karena gue belum pernah membaca versi novel/buku nya, gue ceritain secara singkat berdasarkan versi film yang udah gue tonton aja yah hehe


Victor Frankenstein : 

Gue pernah menyangka kalo Frankenstein itu nama monster-tinggi besar dengan banyak bekas jahitan di tubuhnya itu. Yang sebenarnya, Frankenstein adalah nama seorang mahasiswa kedokteran/medis universitas Ingolstadt, Jerman. Nama lengkapnya Victor Frankenstein.

Ketika Eropa diceritain mengalami wabah kusta yang membuat ribuan orang tewas ( termasuk orang2 yang dicintai Frankenstein ) , dia menjadi terobsesi untuk bisa menghidupkan kembali orang yang telah meninggal.

Frankenstein lalu dengan gila menyusun, menggabungkan dan menjahit bagian2 tubuh mayat yang udah dikumpulkannya secara diam-diam dari berbagai tempat. Setelah terbentuk,  'mayat penuh jahitan' itu dialiri listrik dengan perangkat rumit ciptaannya.

Eksperimennya selalu gagal.


Namun, pada suatu ketika badai petir menghantam perangkat listrik ciptaannya..dan secara mengejutkan kombinasi petir + listrik membuat  'mayat penuh jahitan' itupun mulai menggerakkan jarinya. " It's Alive!! it's Alive!!" teriak Frankenstein kegirangan. Dia tak sadar sesosok monster telah tercipta :

ini dia monster klasik ciptaan Victor Frankenstein :



Dr. Moreau :

Masih di era-nya Victor Frankenstein, hidup pula seorang ilmuwan edan yang mempunyai ekperimen-medis nggak kalah ekstrim.

Berbeda dengan Frankenstein, Dr. Moreau ini tertarik melakukan operasi pembedahan pada hewan-hewan ( vivsisection ), transfusi darah antar spesies dan sejenisnya. Dia kemudian terobsesi untuk menciptakan makhluk hibrid separo hewan separo manusia. Yap, Dr. Moreau bermain-main menjadi Tuhan ( playing god ) dan meyakini makhluk hibrid dalam teori-medisnya ini akan menjadi spesies yang lebih unggul dari manusia sendiri.

Idenya tentu mencengangkan banyak pihak, terutama setelah seorang jurnalis berhasil menyelinap ke laboratorium Dr.Moreau dan menulis artikel 'The Moreau Horrors' di surat kabar.

Resah dengan kejaran para jurnalis dan kontroversi di masyarakat Inggris tentang idenya,  Dr. Moreau dan seorang asistennya yang setia ( Dr.Montgomery ) lalu menyembunyikan diri di sebuah pulau terpencil di pasifik selatan untuk melanjutkan eksperimennya dengan tenang.
Di versi filmnya, ( The Island of Dr. Moreau ) kamu akan tahu kalo pulau itu ternyata  adalah salah satu pulau di Indonesia, di deteksi dari nelayan yang ngomong Indonesia dan nama perahunya : 'ombak penari'.

Di pulau itu eksperimennya ternyata berhasil, dia lalu menciptakan dan mengembang-biakkan banyak makhluk-hibrid setengah manusia dari bermacam2 spesies hewan. Segera saja Dr.Moreau menciptakan hukum buatannya sendiri untuk dipatuhi para hybrid-ciptaannya.   

Yang Dr.Moreau lupa, insting hewan liar dalam makhluk-hybrid ini kerap kali keluar terutama ketika mereka memakan daging dan melihat darah. Ditambah dengan keresahan para hybrid yang bingung dengan jati-diri nya..maka para hybrid yang semula patuh ini, hanya tinggal menunggu waktu saja untukmemberontak dan membalas dendam kepada 'tuhan' nya sendiri.

Makhluk Hybrid ciptaan DR.Moreau :



Dr. Herbert West : 

Menurut gue, Dr.Herbert West adalah Frankenstein versi modern. Dia sama- sama mahasiswa sebuah sekolah medis dan mempunyai obsesi menghidupkan kembali orang-mati.

Bedanya, Dr.Herbert West tidak perlu aliran listrik ( atau petir ) untuk bereksperimen, namun menggunakan cairan hijau hasil ciptaannya sendiri yang diberi nama :  'Re-Animator'. Dr. Herbert West juga tidak merangkai/menjahit bagian2 tubuh mayat seperti Frankenstein, tapi cukup menyelinap ke dalam kamar mayat rumah sakit Miskatonic untuk bereksperimen menyuntikkan cairan Re-Animator itu ke jenazah2 yang ada di sana. Oiyah, cairan-ajaibnya juga nggak hanya mampu menghidupkan jenazah, namun juga bisa digunakan pada bangkai hewan. Buktinya, dia bisa menghidupkan kembali bangkai seekor kucing haha.

Sayangnya, mayat yang hidup kembali itu menjadi buas, liar , gila dan menyerang siapa aja yang ada di dekatnya. beda kan ama monster ciptaan Frankenstein yang mellow dan kesepian hehe

review lengkap tentang film 'Re-Animator' silahkan baca disini :

Ini dia beberapa mayat-hidup ciptaan Dr.Herbert West :


.......................................................

Hehe sebenernya masih banyak lagi dokter-dokter sinting lainnya yang nggak mungkin gue sebutin satu-persatu karena lupa atau gue blum nonton pelemnya :D seperti Seth Brundle ( The Fly ), Dr.Brandon ( The Body Shop ) , Dr. Hannibal Lecter ( SotL ),  Dr. Logan  ( Day of the Dead ), Dr.Jeckyll ( Dr. Jeckyll & Mr. Hyde ), Sebastian Cane ( Hollow Man ), Dr. Caligari ( the Cabinet of dr. Caligari ), Dr. Frank N. Furter ( The Rocky Horror Picture Show ).

Apakah 'Dr.Heiter' dalam The Human Centipede bisa masuk list 'mad-scientist' ini? tentu aja. Tapi apa dia layak bersanding dengan 'Dr.Herbert West' &  'Victor Frankenstein' ? biar waktu yang menjawab :D

Kalo di Indonesia gimana? hmmmm..kalo dukun-edan banyak :D

Oke, jadi terakhir..
pelajaran yang bisa kamu ambil dari artikel ini adalah : kalo kalian suatu saat pergi ke dokter, dan si dokter mulai ngeluarin jarum suntiknya, pastiin kalo cairan dalem suntikannya itu nggak berwarna hijau.

07 September 2010

Horror lokal 80-an, Suzzanna & Telaga Angker

Indonesia sebagai negara yang punya kultur mistik kuat, punya banyak sekali cerita hantu. Setiap daerah bahkan mempunyai 'hantu-khas' nya sendiri-sendiri.

Di kampung gue dulu, selain 'hantu-mainstream' ( hantu kelas A ) --pocong, kuntilanak, atau genderuwo-- kami masih punya banyak lagi hantu-hantu kelas B yang sebenernya menarik kalo dieksplorasi dan dijadiin pelem.

Misalnya aja, hantu 'Glundung Pringis'. Itu sejenis hantu berbentuk kepala berwajah rusak yang kalo dideketin akan nyengir ( meringis ) dan lari dengan cara meng-gelundung-kan diri. Ada lagi yang namanya 'Tripenjalak', sesosok hantu yang disetiap pemunculannya konon selalu ditandai bunyi gemerincing, hantu ini berbentuk kuda namun berwajah perempuan cantik. Masih ada lagi 'Banaspati ( Fire Demon ) ', 'Teluh ( Black Magic )' 'Wewe Gombel ( Big-Boobs ghost haha )' dll. Nah, hanya dari satu wilayah aja kita bisa mendapat sederet nama hantu. Gue nggak bisa ngebayangin hantu apa yang ada di Samarinda, Makassar, Maluku, atau Papua haha. ( Sementara di benua lain kita hanya kenal beberapa makhluk supranatural seperti Dracula, Werewolf atau zombie. )

Tentu aja sekarang kita tahu kalo hantu-hantu itu cuman karangan orang tua buat nakutin anak kecil yang suka maen diluar malem-malem. Tapi toh, dongeng-urban seperti ini udah terlanjur meresap di masyarakat yang akhirnya malah membuat dongeng-dongeng itu jadi beneran seperti hidup. Kisah-kisah itu di dongengkan turun temurun di tiap generasi ( ditambah bumbu-bumbu ciptaan sendiri agar ceritanya makin dramatis ) lalu menjadi  favorit anak-anak untuk dijadikan bahan bualan kepada yang lainnya.

Kunang-kunang dibilang kuku orang mati, kelapa jatuh tengah malem dibilang Glundhung Pringis, meteor dibilang teluh/santet, monyet piaraan lepas dan nongkrong di genteng dibilang ada yang nyupang monyet. Kucing seliweran didepan rumah orang yang lagi hamil tua, dibilang perwujudan Kuntilanak. Macem-macem.

Begitulah, masyarakat lebih akrab ama penebar terror dari alam lain alias hantu daripada pembunuh-berkampak atau keluarga sakit-jiwa.

Dalam hubungannya ama dunia per-film an, itulah alasan kenapa sineas-sineas lokal kita lebih seneng maen-aman memenuhi selera masyarakat dengan bikin pelem demonic-horror daripada beresiko rugi membuat pelem2 bertema apokalip-horror atau personality-horror.

Lewat layar bioskop/film, 'hantu-hantu' yang selama ini hanya hidup dalam imajinasi, dipertontonkan wujud nya dan itu terbukti ampuh untuk membuat gedung2 bioskop selalu penuh pada era nya.

Gue nggak mau ngebahas tentang gimana 
sineas kita kemudian terjebak pada horror hantu-hantuan tanpa diimbangi ama progress kreatifitas, taste dan skill, sementara zaman mulai berubah dan audiens menuntut sesuatu yang lebih. 
Gue juga nggak mau mulai ngebahas tentang pelem horror-lokal era 2003 keatas, soalnye ngomongin ini cuman bikin gue emosi doang hehe.

Gue cuma pengen cerita, bahwa dulu ditahun 70-80an sinema horror-hantu lokal kita pernah menemukan karakter dan jati dirinya sendiri. Itu sebuah era ketika sineas kita belum me-makeup hantunya buat jadi semirip mungkin ama Sadako dan cuma mengkopi-paste feel ama spooky-tactics pelem hantu2an dari Jepang, Korea atau Thailand.

Nggaaak, gue nggak bilang kalo pilem2 dari negara itu jelek kok, cuman maksud gue..err..yaudahlah, itu style mereka..ga usah juga kita copy-paste. Kita pernah punya cara sendiri buat nakut-nakutin penonton kok, dan bahkan kalo mau ber-eksplorasi ( dengan banyaknya hantu  dinegeri ini ) kita bakalan jadi kiblat pelem per-hantu-an di Asia. Trust me.


Kalo udah nyampe sini, mau gak mau kita harus ngomongin artis yang namanya 'Suzzanna' (alm). Seorang artis-horror yang selalu berperan sebagai hantu kuntilanak/sundel bolong, saking lekatnya dia dengan peran itu sampai aura mistisnya tetep terpancar bahkan ketika dia sedang tidak berperan ( ada yang bilang doi makannya bunga-bunga an haha serem banget ya ). Gue pikir belum ada artis lain di Indonesia saat ini yang bisa menggantikan posisi Suzzana (alm) sebagai ikon horror lokal.

Ini salah satu pelemnya :

TELAGA ANGKER (1984 )

Storyline : 

Anita ( Suzzana ) adalah seorang ibu dari sebuah keluarga kecil yang bahagia.

Namun, kebahagiaan keluarga ini hancur berantakan ketika sekawanan perampok berkostum gay menyatroni rumahnya. Lena, adik suaminya tewas ditusuk sementara dia yang sedang hamil tua mencoba melarikan diri dengan mobil. Sayang, gerombolan perampok itu mengejarnya ( yang satu pake jeep, yang satu lagi pake mobil bak yang biasa kita liat buat ngangkut pasir :D ) , dan bukannya kabur kejalan ramai, Anita malah nyetir mobilnya ke arah jalanan sepi. Gue juga nggak tahu kenapa, mungkin panik.

Maka ketika mobil Anita terjebak di tepi sebuah telaga, tanpa ampun jeep perampok itu mendorongnya. Dan dengan di dukung efek paling megah dalam film ini, mobil Anita pun terpelanting ke arah telaga lalu tenggelam. Anita tewas.

Sejak itulah telaga itu menjadi angker.

Ya, para penjahat itu lupa, bahwa di Indonesia, semua perempuan korban kekejaman perampok ( apalagi pemerkosaan ) dipastikan akan menjadi arwah gentayangan ( kalo nggak Kuntilanak ya Sundel Bolong ).

Dan repotnya, sang arwah gentayangan ternyata bukan hanya menteror musuh2 yang menyebabkan kematiannya saja, namun dengan sense-of-humor yang tinggi, hantu ini juga menjahili beberapa tukang ronda, hansip iseng, tukang kerupuk tak bersalah, dukun bergigi tonggos, muda-mudi yang pacaran di tengah hutan, sampe sindikat pengedar narkoba perusak moral bangsa.

Yah, Anita telah menjelma menjadi hantu iseng penjaga akhlak dan moral bangsa! Bagaimana kisah selanjutnya? kalian bisa tonton pelemnya kapan-kapan di TPI :D

Review :

Ini adalah pelem yang waktu kecil dulu berhasil membuat nyokap gue marah-marah, " makanya..lain kali nggak usah nonton pilem horror! " iye, beliau marah-marah, soalnya setelah nonton pelem ini gue selalu minta ditemenin kalo ke W.C haha. Tapi beneran, adegan kepala nongol dari kloset dalam pelem ini berhasil  menghantui gue untuk beberapa minggu.

dan ketika kemaren akhirnya gue bisa nonton lagi pelem ini, alamaaakk..pelem ini ternyata tetep berhasil bikin gue ngompol di celana. Bedanya kali ini bukan karena serem, tapi karena ketawa terpingkal-pingkal. haha

Bayangin aja, semua tragedi dalam 'Telaga Angker' ternyata berawal dari adegan ini :

Suami Anita, Rudi ( George Rudy ) kecopetan ketika sedang berjalan-jalan di err..kalo ga Dufan mungkin Ragunan. Di adegan ini, kamu bisa liat kalo ciri khas preman jaman dulu adalah dia suka minum teh kotak.

Nah, dikejar dah tuh salah satu pencopet ama Rudi, dan akhirnya dia berhasil mengalahkan sang pencopet setelah terlibat perkelahian seru menggunakan tongkat bambu.

sang pencopet pun mengembalikan dompet Rudi,

Rudi sedang memeriksa dompetnya..
Namun setelah diperiksa, ternyata uangnya sudah hilang. Dia pun terlihat kesal lalu sambil menggerutu : 'bangsat!' Rudi melemparkan dompet kosongnya kembali ke arah pencopet yang baru dipukulinya. dan ternyata..jreeeng!

oh my braiin..dia nggak ngambil KTP-nya!!
Haha dan dengan bantuan alamat di KTP di dompet  itulah kawanan copet sekaligus perampok ini menyatroni rumah Anita. Jadi, gue nggak tahu harus mengutuk kekejaman kawanan perampok atau ke-idiot-an George Rudy yang nggak ngambil KTPnya haha.

..........................

'Telaga Angker'  ternyata mempunyai premise dan plot sama persis dengan film hit Sisworo sebelumnya, 'Sundel Bolong ( 1981 )',

Keluarga bahagia-mengalami tragedi ( diperkosa/dirampok )-jadi hantu-bales dendam-bokir+dorman borisman- kyai baca ayat kursi-Tamat.

Namun disini, premise itu digarap dengan terburu-buru dan lemah di semua lini nya.  Alur cerita yang sebenernya bisa dibikin tight sepert Pengabdi Setan, kali ini nggak dilakukan oleh Sisworo. akibatnya cerita menjadi melebar dan pointless mulai menit ke 40 ketika hantu Anita tanpa alasan mulai mengganggu orang-orang yang sebenernya nggak ada hubungan ama kematiannya.

Dalam sebuah adegan ketika Rudi, sedang berjalan-jalan dia melihat warga yang sedang menggotong jenazah.

" Maaf, ada apa pak? " tanya Rudi.
Warga : " ada muda-mudi mati gancet. anunya nggak bisa lepas "
Rudi : " Loh, kenapa? "
Warga : " Gara-garanya semalem mereka 'main' di tepi telaga angker itu.."

Haha begitulah, hantu Anita bahkan membuat sepasang muda-mudi ini mati gancet, yang ternyata alasannya adalah mereka merusak akhlak bangsa wkwkwkw dasar Orde Baru! bwahahahaha

Lalu nggak dijelasin pula  kenapa Anita yang tewas tenggelam di telaga ketika bangkit malah menjadi hantu dengan lubang besar di punggung? apakah punggungnya di gerogotin ikan didalam telaga? sayangnya gue juga nggak tau, haha

Jangan lupain pula dialog-dialog kocak super-kaku yang sepertinya diucapin para pemainnya sambil menghafal skrip dengan penghayatan nggak lebih bagus dari akting pemaen sandiwara panggung agustusan.

Ya, kamu akan cape sendiri kalo maksa membuat list semua kebodohan yang ada di pelem ini.

Karena gue ga tau mau nulis apalagi,  gue kasih aja deh gambar2 dari beberapa hillarious-stupid-fun yang ada dalam pelem ini  :

Q : Sundel Bolong bisa nyetir buldoser? A : Bisa!!
die you asshole!!


Q : Sundel Bolong bisa ngerokok? A : Bisa!!
bahkan die bisa ngeluarin asepnya dari kuping!
Lupain spinning-headnya Linda Blair! ini lebih hardcore!
Q: apa persamaan Sundel Bolong & Superman? A : Liat aja gambar diatas.
oyah, die juga kebal peluru!
tp jelas Sundel Bolong jauh lebih super dari Superman..die bahkan bisa nyemburin api.
Nah kalo adegan yang ini pasti ditunggu2 oleh para penonton pria ( sengaja gue spoiler ) :

Boobs!!



Image and video hosting by TinyPic


Overall, Telaga Angker menurut gue sih bukan salah satu pelem terbaiknya Sisworo Gautama Putra. Dia begitu inferior dibandingkan ama Pengabdi Setan atau Sundel Bolong, walaupun begitu, pelem ini nyatanya udah terlanjur menempati memori di kepala gue sebagai salah satu pelem horror lokal yang paling memorabel.
.......................................................

desain tribute untuk adegan memorabel dalam 'Sundel Bolong (1981)' bikinan temen gue, taken from : http://tremorizer.deviantart.com/

Kalo udah gini, timbul pertanyaan, apa sih istimewanya pelem-pelem horror Suzzana sampai dia begitu membekas di benak audiensnya bahkan adegan-adegannya pun masih kita ingat sampe sekarang ? ( Sundel Bolong makan sate, anyone? ). Kalo kamu perhatiin lapak-lapak DVD, pasti kamu akan menemukan VCD/DVD Suzzanna disana. Ini menandakan permintaan masyarakat masih banyak. Film2nya ternyata masih digemari. Kasusnya menjadi menarik, karena pelem-pelem Suzzanna ini sudah berumur hampir 30 tahun!

Haha dari segi teknis sih, seperti udah gue opinikan di review Telaga Angker jelas nggak ada yang istimewa, jadi kenapa? Kalo pendapat instan gue sih, mungkin itu karena :

Film-film horror Suzzana terasa sangat dekat dengan penontonnya.

Perhatiin cerita, setting ( perkampungan ), karakter-karakter ( hansip, tukang ronda, tukang kerupuk, tukang sate, dukun, Kyai, dll ), sampe jenis hantunya yang orisinil khas Indonesia dan nggak ada dinegara manapun. ngomongin soal jenis hantu, ke-khas-an ini pula yang membuat audiens mancanegara mencap Indonesia di sebuah forum internasional sebagai : weird-ghost country. Bayangin, kita punya hantu bernama 'Leak' yang konon adalah hantu berbentuk kepala wanita terbang dengan organ-organ tubuhnya yang bergelantungan. Amazing!

Di film2 jadul, semuanya begitu kental akan lokalitas dan itu berhasil membuat penonton larut dalam cerita. Mereka merinding ketika layar menayangkan adegan seram, mereka juga tertawa ketika adegan sampai pada sesi Bokir + Dorman Borisman.

Pelem horror tahun 80-an ( selain Telaga Angker ) juga nggak lupa ama cerita. Jadi, ceritanya sendiri udah serem, misal ( Lukisan Berdarah, Pengabdi Setan dll ) dan hantu disitu muncul sebagai bagian dari cerita.

Kalo kita liat sebagian besar pelem2 horror nowadays, menu utamanya cuman pemunculan hantu yang seneng nongol di sekolahan atau kampus dengan make-up dan spooky-tactics bombastis yang justru dibikin menjauh dari penontonnya dengan mengadopsi look & feel pelem hantu2an dari negara yang udah gue sebutin diatas. Dan parahnya mereka nggak berusaha membangun cerita atau menciptakan atmosfir ( atau mungkin berusaha namun gagal ). Mereka cuma pengen terlihat se-keren mungkin memunculkan hantunya, Oyah tentu aja dengan dilengkapi trik-kejut nyebelin +  backsound yang sama sekali nggak nakutin tapi ngagetin doang. shitty-fuck. Cukup..cukup jangan diterusin haha.

Tentu aja bukan berarti pelem horror lokal harus kembali ke-tradisional dengan bersetting di desa atau nampilin tokoh dukun atau kyai.  Tapi, maksud gue seorang sineas seharusnya melakukan riset dulu sebelum membuat filmnya. ( terutama kalo pelem yang dibuat ber-genre horror hantu  'urban-legends'. )  Dia harus menggali sebanyak mungkin lokalitas untuk membuat film dan ceritanya menjadi dekat dengan penonton.

Salah satu pelem horror-hantu lokal baru yang cukup jeli mengeksplorasi ini adalah pelem 'Keramat' nya Monty Tiwa. Walaupun output nya ternyata belum maksimal, tapi usaha Monty buat menggali lokalitas tentunya harus kita apresiaisi.

Nah, kalo atmosfir udah di dapet, percaya deh sang hantu nggak perlu menunjukkan muka-seramnya sambil mengesot dengan efek-efek berlebihan buat nakutin penonton. 

Soalnya, mistis indonesia tuh udah serem dari sononya! 

Gimana caranya, itu tugasnya kru-film ye, bukan tugas gue hehe.

kembali ke soal pelem horror 80-an, 
Selain hal yang udah gue ceritain diatas, keluguan/kejujuran/ kesederhanaan ( atau boleh juga kalian bilang : kebodohan ) Sisworo Gautama Putra, Tjut Djalil dll  dalam usahanya untuk semaksimal mungkin menghibur penonton tanpa berusaha terlihat keren, --Misalnya, buat bikin hantu tengkorak, doi cuma pake tengkorak yang sering kita liat di laboratorium Biologi SMP wakakak--- akhirnya juga malah membuat penonton memaafkan kelemahan-kelemahan itu untuk kemudian dengan tulus mau mentertawakannya meng-apresiasi-nya. 
Bahkan sekarang kelemahan itu menjadi bagian yang sangat menghibur hahaha


Ya, gue emang nggak lagi ngomongin film bagus secara teknis diliat dari standar-konvensional, tapi sedang curhat 

tentang sebuah film ( ber genre horror-hantu ) yang setelah melewati waktu cukup lama, dengan caranya sendiri ternyata berhasil untuk terus diingat. Dia terus diperbincangkan, digemari, dipuji dan tetap mempunyai pendukungnya sampai sekarang.  Bahasa kerennya : Cult-Classic.

Dan beberapa film hantunya Suzzana (alm) ( nggak semuanya ) udah berhak menyandang predikat cult. Bersanding ama Jaka Sembung, Pembalasan Ratu Laut Selatan, Balada Cewek Jagoan dll.

............................................................

Sayangnya, semenjak hit 'Sundel Bolong' industri film Indonesia seperti mempunyai kebiasaan jelek yaitu, ketika sebuah film berhasil menjadi box-office ( diterima masyarakat ) maka dipastikan bulan-bulan berikutnya bioskop akan dipenuhi film-film bertema sejenis. Dan sayangnya lagi, ini tanpa diimbangi ama kreatifitas. 

Dalam hal ini kita patut merasa iri dengan perkembangan sinema-horror di negara tetangga ( Thailand ), yang jika kamu nonton Phobia 1 & 2, disitu keliatan banget para filmmakernya berlomba2 saling adu kreatifitas, menggali kultur, pamer skill dan nggak mau sama dengan yang lainnya. Di Indonesia yang terjadi justru sebaliknya.

Ini jugalah yang kemudian membuat geliat perfilman nasional pernah ambruk di pertengahan tahun 90-an ketika penonton  akhirnya sampai pada titik bosan dan lelah dengan repetisi dan tema yang seragam. Kemudian bioskop diserbu pelem-pelem sex-nanggung yang diproduksi mungkin dengan biaya sekitar 5 juta saja dan di syut pake handycam haha. Lesunya perfilman seakan mendapat pukulan telak ketika VCD Player + rental VCD nya lahir dan menjadi media alternatif masyarakat buat nonton pelem. Bioskop mulai ditinggalkan dan sejak saat itu, perfilman nasional bisa dikatakan 'mati-lemas'.

.......................................................

Gejala yang sama terulang lagi sekarang ketika kesuksesan 'Jelangkung'  yang dianggap sebagai tonggak awal kebangkitan sinema-horror lokal ( walaupun buat gue film ini overrated ) ternyata dijawab dengan serbuan pelem-pelem horror sejenis tanpa progress-kreatifitas berarti.

FYI, Pelem horror terbaru yang siap rilis adalah 'Pocong Jumat Kliwon' ( yang merupakan film horror dengan kandungan kata Pocong kesekian-ratus kalinya ) dan 'Pengantin Pantai Biru' ( juga pelem thriller kesekian yang mengandung kata 'Pengantin' didalamnya ). Nah tuh, kalo udah gini tinggal tunggu aja momen untuk menyambut matinya kembali sinema horror lokal kita.

desain kaos Sundel Bolong bikinan temen gue, cek : http://corpseeaters.blogdrive.com/

Oyah terakhir, gue mau cerita kalo rumah gue kebeneran deket ama rental VCD/DVD. Gue sering maen ke rental itu dan tahu kalo peng-konsumsi terbesar pelem horror-lokal 2005an keatas ternyata justru anak-anak kecil usia SD.

gue pernah nanya ke salah satu diantara mereka,
" kenapa sih suka nonton pelem2 horror kaya gitu? emang serem ya?"

jawabnya..

" nggak serem sih mas..tapi seru banyak tete' nya "

-______-"

.......................................................

Haha. panjang ya tulisannya :D
Tulisan ini emang sengaja gue posting sebagai 'EDISI LEBARAN' seperti halnya pelem Warkop, Oma Irama , Barry Prima dan Suzzana yang dulu selalu menghiasi  ketika lebaran tiba.

Jadi, selamat berlebaran :)

+ disclaimer :
desain illustrasi Sundel Bolong yang gue pasang di awal tulisan, gue ambil dari blog ini :http://unded.deviantart.com/