28 January 2010

STEPFATHER ( 2009 ) / CASE 39 ( 2009 )

Ringo's Note : GOOD TURNS EVIL!

Awal tahun ini ternyata cukup banyak film2 thriller yang dirilis di tukang DVD bajakan :D biarpun rata2 ternyata filmnya nggak nawarin sesuatu yang baru, so cliche, predictable plot dll tetapi para penggemar horror dalam hal ini -thriller- pastinya selalu saja tergoda jika melihat poster film dengan gambar 'seseorang-memegang-belati' atau 'perempuan-menjerit' . Ada kalanya kita menyumpah2 kecewa karena film yang ditonton ternyata telah menyita waktu kita dengan sia-sia, namun toh kita tak pernah jera...karena ada kalanya pula kita akan tersenyum puas, lalu menyimpan DVD itu dalam lemari 'horror-cinema-gems' kita.

2 film thriller dibawah ini adalah rilisan akhir tahun kemaren, keduanya memilki genre, plot dan tema yang sama, 'good turns evil'.
di review oleh temen yang udah cukup lama berkecimpung di dunia forum per-kaskus-an. hehe
Nama ID nya, Hafilova. Anak-anak 'Fovie' pasti kenal lah. Di blog ini dia akan berubah namanya menjadi H. so, H = Hafilova. Gue udah minta izin ke dia buat memuat reviewnya, dan dia mengizinkan. Thanks, Havi!

dan dibawah inilah adalah reviewnya, cekidot :

..............................................................

The Stepfather (2009)


REVIEWED BY 'H' ( HAFILOVA )

" Daddy's home "

Story: Susan Harding (Sela Ward) mungkin tidak pernah menyangka bahwa ia akan menemukan seorang pria idaman dan calon ayah baru bagi ketiga anak2nya dalam waktu yang cukup cepat pasca perceraiannya dengan sang suami. Sosok pria idaman tersebut ada pada diri David Harris (Dylan Walsh) yang secara tidak sengaja ia temui di sebuah supermarket.

Enam bulan setelah perkenalan pertamanya dengan David, Susan pun memutuskan untuk bertunangan dengan pria yang sebenarnya kurang ia kenal baik itu. Susan yakin bahwa David adalah sosok figur yang sempurna bagi dirinya dan ketiga anak2nya, namun tidak bagi Michael (Penn Badgley), putra tertua Susan yang baru saja pulang dari pendidikannya di sekolah militer ini dari awal sudah menaruh curiga pada calon ayah tirinya itu.

Kecurigaan Michael tampaknya bukan tanpa alasan, sedikit demi sedikit pemuda yang dulunya pernah bermasalah ini menemukan berbagai kejangalan dan keanehan pada diri David yang penuh misteri dan berlanjut pada hilangnya orang2 terdekat yang tampaknya juga mencurigai David secara tidak wajar. Bersama dengan kekasihnya Kelly Porter (Amber Heard), Michael berusaha keras untuk membuktikan dugaanya itu benar sebelum semuanya terlambat.


Review: Sudah banyak film2 yang bercerita tentang kekejaman seorang ibu tiri, dimulai dari yang klasik seperti Cinderella sampai yang modern seperti Uninvited, namun untuk film yang mengangkat tema tentang ayah tiri yang kejam mungkin terbilang jarang. Melalui The Stepfather, thriller besutan Nelson McCormick yang merupakan remake dari film tahun 1987 berjudul sama ini kita diajak untuk melihat bagaimana sih sosok ayah tiri yang "ideal" itu.

Jujur saja pendekatan yang dilakukan film ini secara tidak langsung merusak film ini secara keseluruhan, karena siapa sebenarnya sosok David Harris sudah diperlihatkan dengan gamblang dari menit2 awal sehingga kesan misteriusnya sudah berkurang. Selanjutnya bisa dibilang cerita film yang didistribusikan oleh Screen Gems ini sangat klise dan mudah sekali ditebak bahkan untuk endingnya sekalipun.

Permainan "kucing"2an yang sepertinya sudah menjadi pakem dari film2 bergenre sama pun mendominasi di sepanjang 101 menit film ini berjalan, dan klimaks di penghujung akhir film pun dirasa kurang "nendang" padahal jika bisa dibuat lebih intens lagi film ini bisa setidaknya tampil lebih baik. Jika dibandingkan dengan film bertema sama seperti Disturbia, The Stepfather harus mengakui film yang dibintangi oleh Shia LaBeouf itu masih jauh lebih menarik. Terlepas dari plotnya yang terkesan standart dan tidak ada sesuatu yang baru, The Stepfather masih bisa di kategorikan "lolos" sebagai sebuah film thriller yang menghibur dan tidak terkesan murahan.

Overall, untuk ukuran sebuah film thriller bisa dibilang The Stepfather tampil biasa saja, standart film2 thriller pada umumnya dan tidak memiliki kejutan yang berarti. Namun jika sekedar sebagai tontonan ringan saja tidak ada salahnya ditonton karena film ini cukup menghibur.

6,8/10


..............................................................

Case 39 (2009)


Story: Emily Jenkins (Renee Zellweger) mungkin tidak pernah menyangka bahwa dalam pekerjaannya sebagai petugas sosial yang menangani kasus anak2 terlantar atau disiksa oleh orangtuanya akan berhadapan dengan sebuah kasus baru yang misterius dan aneh yang melibatkan seorang anak perempuan berusia 10 tahun bernama Lilith Sullivan (Jodelle Ferland).

Awalnya Emily sangat yakin bahwa kedua orangtua Lilith bersalah karena terbukti berusaha membunuh putri mereka, namun belakangan setelah Lilith tinggal bersamanya untuk sementara mulai timbul kejadian2 aneh dan kematian2 misterius orang terdekatnya. Rupanya Lilith yang tampak sangat manis dan terlihat polos pada awalnya bukanlah anak perempuan 10 tahun biasa, ada sesuatu yang jahat dalam dirinya, sesuatu yang mengerikan dan berbahaya yang siap membuat hidup Emily bak di neraka.


Review: Sepertinya tidak bosan2 Hollywood membuat horror dengan tema evil child sebagai bahan "dagangan" mereka. Lihat saja sudah berapa banyak film2 serupa mulai dari yang klasik seperti The Omen atau yang paling anyar, Orphan. Sebenarnya tidak ada yang salah membuat film bertipe sama atau mirip2, apalagi jika digarap dengan serius atau setidaknya memiliki elemen orisinil sehingga film tsb tidak mudah dilupakan begitu saja, namun sayang hal itu tidak berlaku pada film horror satu ini.

Ya, Case 39 sekali menambah daftar panjang film2 horror yang terjebak dalam pakem sama tanpa adanya sesuatu yang baru atau orisinil, semua yang disajikan dalam film garapan Christian Alvart (Pandorum) ini bisa dibilang serba biasa dan sangat mudah ditebak.

Satu2nya yang baru pada Case 39 adalah kehadiran Renée Zellweger yang kali ini mencoba peruntungannya di genre film yang jarang ia lakoni, sayang performa aktris kelahiran Texas 41 tahun silam ini terbilang mengecewakan padahal bisa dibilang namanyalah yang menjadi nilai jual terbesar film yang didistribusikan Paramount Pictures ini.

Overall, tidak ada yang baru yang disajikan dalam Case 39, semuanya serba biasa, baik itu dari segi ketegangan, keseraman, akting bahkan endingnya pun mengecewakan, namun bagi yang masih belum bosan menonton horror2 bertema seperti ini (contohnya gue), mungkin Case 39 masih bisa dibilang sedikit menghibur, ya sedikit.

6/10

27 January 2010

THE ROAD ( 2009 ) / DOOMSDAY ( 2008 )

WE WANT APOCALYPSE!!

THE ROAD ( 2009 )


REVIEWED BY 'R'

Setahun silam, kawan saya pernah merekomendasikan buku 'The Road' karya Cormac Mc Carthy, dan saya nggak pernah sempat membeli atau membacanya, setahun berikutnya, akhirnya saya hanya mampu menikmati cerita 'The Road' dengan menonton filmnya. hehe
yah, film besutan sutradara John Hillcoat ini, adalah adaptasi dari buku tersebut.
Afdolnya, mereview sebuah film adaptasi memang dengan membaca buku nya terlebih dahulu. tapi, yaudahlah kalo nunggu saya bisa baca bukunya, mungkin review filmnya baru akan selesai 2 tahun lagi hehe jadi lebih baik saya review filmnya aja sekarang..

Oke, saya selalu suka setting dunia apokaliptik. entah kenapa kehancuran itu begitu menggairahkan hehe Manusia memang selalu penasaran dengan yang namanya hari akhir atau kehancuran, kapan terjadinya, bagaimana terjadinya, dan setelah hari itu,..bagaimana dengan manusia dan kemanusiaan? bagaimana kita melewatinya..?
Lusinan kisah bersetting seperti itu dengan bermacam2 genre udah dihasilin hollywood dan pengkhayal2 kelebihan waktu lainnya. Apalagi akhir-akhir ini, --2 tahun menjelang kiamat hehe -- makin banyak aja film yang ngebikin film dengan setting post-apokalip.

dan film ini adalah salah satunya..

Yah, film ini menceritakan kisah ketika bumi sudah sangat tidak layak ditempati. apa yang telah terjadi? virus, bom nuklir ataukah bencana alam? entahlah, namun kehancuran terlihat jelas disana-sini. Mobil-mobil berserakan, gedung hancur, pohon2 mengering dan bertumbangan, tiang listrik roboh, asap mengepul, banyak manusia ditemukan menggantung diri menyadari tak ada lagi kemungkinan dan alasan untuk tetap hidup..depressif. begitulah khayalan seorang Cormac Mc Carthy tentang apokaliptik yang diterjemahkan dalam bentuk visual oleh John Hillcoat dalam film ini.

ditengah dunia yang porak poranda itu, seorang ayah ( tidak diceritakan namanya --diperankan oleh Viggo Mortensen ) bersama seorang puteranya ( Kodi Smit Mc Phee ) terlihat mengais sisa-sisa makanan atau apa saja yang bisa digunakan untuk survive, mereka terus berjalan..tujuannya adalah pantai di arah selatan, dimana sang ayah berharap akan menemukan sebuah peradaban ( atau bantuan? ) disana. Sementara istrinya ( Charlize Theron ) melalui flashback singkat diceritakan dengan tragis memilih jalan bunuh diri.
Jalan menuju harapan yang ditempuh bapak-anak ini tidak mudah, disamping berhadapan dengan buruknya cuaca dan malnutrisi,
kekacauan dan kepanikan total rupanya telah menciptakan segerombolan manusia dengan senjata menjadi pemburu manusia lainnya untuk dimakan dagingnya! yep, kanibal!
namun tidak, film ini bukan hendak menceritakan pertarungan heroik bapak-anak ini dengan gerombolan penjahat-kanibal seperti film2 'Mad Max', 'I am legend' atau ' Waterworld',

namun sebuah kisah lain yang menggambarkan kemungkinan nasib kemanusiaan ketika ras manusia di ambang kepunahannya, dan itu diceritain dari sudut pandang seorang ayah yang putus asa dan puteranya yang polos.

..............................



Nonton film ini kita akan dibawa kesebuah lanskap bumi yang hancur karena sebuah tragedi, di shoot melalui sudut yang impressif dan menghasilkan sebuah gambar dramatis tentang kehancuran yang tersaji dengan 'indah'...Pemilihan warna tone coklat-abu-abu yang mendominasi semakin menguatkan kesan itu. Suram, tidak pasti, sunyi dan putus asa. total depressif.

Viggo Mortensen patut diberi aplause atas usahanya mengurus-kan badan sehingga benar-benar terlihat seperti orang yang kurang gizi, dia juga berakting mengesankan sebagai seorang ayah yang digerakkan oleh ketakutan dan harapan. sementara Kodi Smit mampu mengimbangi akting Viggo sebagai seorang anak yang polos, argumentatif, dan murni jiwanya. Cast yang laen bermain singkat, namun juga mengesankan, seperti Robert Duvall yang kebagian peran sebagai survivor tua penyendiri, atau Guy Pearce sebagai sebagai survivor veteran yang ditemui sang putera di akhir cerita, peran Charlize Theron disini justru cenderung mudah terlupakan.
jangan lupain pula kerja hebat dari divisi make-up dan kostum yang udah bikin Robert Duvall mirip orang gila kelaparan.

Plotnya memang berjalan lamban dan sangat berpotensi jadi membosankan, seperti komentar tukang nasi goreng yang nonton bareng ama saya, " nggak seru euy filmnya..nyetel film yang kaya kemaren aja.." yang kaya kemaren, maksudnya adalah 'My Bloody Valentine' hahahaha
Film ini sepertinya tidak membawa pesan apa-apa selain nyeritain kemungkinan " begini nih jadinya dunia kalo kaga ada hukum dan peraturan.." hehe nah, kayanya para militan-revolusioner musti mikirin membuat sistem-tata-kehidupan lebih dahulu sebelum ngelakuin revolusi ngancurin dunia beserta sistemnya. hehe kok malah bikin sistem lagi? haha udahlah malah ngaco! kikik btw, apokaliptik skala kecil kemaren beneran terjadi di Haiti.

Overall, ini film yang bagus, intrigued dan impresif,
saya suka..terutama jika di tonton pada mood-mood tertentu.

....................

Namun kalo kamu lagi bosen dan berharap ngedapetin cerita tentang dunia apokalip yang penuh ledakan-ledakan plus seorang hero-ine montok bersenjata aneh dan besar berusaha survive dengan memberondong kanibal-kanibal berkaki tujuh haus darah..tentunya ini adalah film yang salah! haha


.........................................................

inilah film yang bener :

DOOMSDAY


REVIEWED BY 'Z'.

Dalam tradisi Grindhouse sejati gue milih satu flick yg diproyeksiin buat jadi throwback ke eksyen badass cinema 80-an. Aksi petualangan tipe game RPG yg berpusat seputar senjata gede2, mobil, dendam & kekuasaan dengan seorang protagonis Charles Bronsonesque ditaro dalam setting dunia pasca-apokalips.

Sineas masa kini punya tendensi buat nyiptain apokalips lewat semacam epidemik massal tertentu. Ada yg nyebutnye “rage”, ada yg nyebutnye “T-virus”, ada juga yg nyebutnye “project terror”. Apapun itu, itu selalu hadir dalam bentuk yg kasat mata, nyebar lewat udara & bisa nyapu satu region tertentu dalam waktu singkat.

Di film ini itu disebut “ the reaper”, virus ganas yg morak-morandain Glasgow sama sebagian besar wilayah British Isles, akibatnye, otoritas setempat nutup zona infeksi secara menyeluruh. Dengan isolasi total bagi semua yg hidup di wilayah kontaminasi, pemerintah berencana buat ngejaga virus reaper ini supaya ngga nyebar ke tempat lain & buat nyaris 20 taun sejak saat itu, karantina ini berhasil.

Sampe suatu hari, virus yg sama ditemuin lagi di London & sebelon tragedi Glasgow berulang, para pemegang otoritas mutusin buat ngambil keputusan kritis. Sebelumnya, satelit telah menangkap bukti2 mengejutkan kalo ternyata ada orang2 yg berhasil bertahan hidup dalam zona infeksi, nyiptain sebuah teori kalo di situ ada sejenis anti-virus yg tersedia. Maka diutuslah Snake Plisken versinye Neil Marshall atas nama Mayor Eden Sinclair (Rhona Mitra) guna mimpin tim khusus dalam misi buat nyari, ngambil ama ngebawa pulang anti-virus tadi sebelon kota London harus ngalamin nasib buruk kaya yg dialamin dataran Skotlandia 20 taun sebelonnye.


Yg lucu dari Doomsday itu gimane die keliatan kaya remake cut-and-paste dari beberapa film jadi satu. Bermula dari film zombie modern (pilih sendiri judul buat ditaro di sini), berlanjut ke Escape From LA, sedikit ber-Resident Evil-ria, masuk ke gigi dunia Mad Max, sedikit interval setting Army Of Darkness, balik ke Mad Max era Road Warriors sebelon muter satu lingkeran penuh ke Escape From LA.
Ini bisa dengan gampang terkualifikasi sebagai minim kreatifitas & mungkin kenyataannye emang gitu, tapi ada cukup banyak eksyen, darah, ama lekuk tubuh wanita buat bikin indera2 perasa kite tetep fresh sepanjang durasinya.

Ayo kita langsung maju aja ke poin penting dari mana sebuah karya cinema berkualitas itu diukur: intensitas kekerasannye!


Ok,coba kita cek...head-shot, dekapitasi, tusukan dari varian aneka senjata tajam, pukulan benda tumpul, kecelakaan lalu-lintas, intinya mah berbagai jenis bentuk kematian yg terlabel sebagai “naas” punya perwakilan di sini. Bahkan ada adegan pembakaran yg –sebenernye- lebih pol dari scene pembakaran Polwan di Silent Hill, CUMAN, terkontaminasi satu setback fatal: objek penderitanye justru si Dokter pria….hmmm, pilihan jelek. Kenape mereka ngga ngelakuinnye ke Read, cewe pengemudi tank yg malahan dihabisi dengan terlalu nyaman? Ngeliat doski meronta-ronta meregang nyawa diatas panggangan pasti bakal lebih memenuhi selera cowo2 misogynist yg mendominasi kursi audiens buat tontonan jenis begini.

Ngomongin wanita, frame layar monitor gue pas muter ini begitu penuh ditebari cewe seksi dengan fashion fetish-slut sampe keliatan kaya video Motley Crue pada masa jaya mereka! Rhona Mitra sendiri keliatan mirip Kate Beckinsale minus dandanan electro-goth annoying doski di Underworld, favorit personal gue itu cewe berpedang-ganda yg nyalain sumbu acara barbeque punk rocknye si Sol. Anjiiiissss, sumpah doski boleh light my fire kapan aja.

Pada akhirnye, Doomsday boleh jadi sepotong romantisme nostalgia dari hal2 terbaik yg pernah dilahirin ama genre ginian. Jadi lain kali seorang sutradara pengen nyontek cinema eksyen 80-an buat ngasilin duit, gue bakal dengan senang hati nontonnye. Pastiin aja kalo di dalemnye ada wabah, barbarian, kanibalisme, motocross, ksatria medieval, kastil, serta jagoan badass montok bermata satu dalem alur padat yg penuh ajal mengenaskan.


22 January 2010

ED GEIN ( THE MAN BEHIND A 'BATES', 'BUFFALO BILL' & 'LEATHERFACE' )

WRITTEN BY 'T'

saya punya kisah menarik.


kalau kamu pernah menonton Silence of the Lamb maka kamu akan tau siapa itu Buffalo Bill. kalau kamu pernah menonton karya Alfred Hitchcock, Psycho (atau remake nya; Psycho 2000), maka kamu pasti tau Norman Bates sang pemilik motel Bates motel. lalu ada leatherface dari the texas chainsaw massacre. untuk yang belum tau, biar saya ceritain dulu perilaku satu persatu tokoh di atas berdasarkan ingatan saya, karena udah lama juga saya ga tonton ketiga film itu. bahkan saya belum pernah tonton psycho dan the texas chainsaw massacre versi aslinya. oya, silence of the lamb dan psycho pernah disatukan dalam sebuah film parodi slapstik; silence of the ham.


Buffalo Bill dalam Silence of The Lamb.

memang Hannibal adalah seorang kanibal dan sangat berbahaya. tapi di dalam film ini, bukan Hannibal yang membuat teror. Buffalo Bill adalah mantan pasien Hannibal. Hannibal sendiri adalah seorang psikiater jenius. ok langsung aja, apa yang dilakukan oleh Buffalo Bill? Dia menculik, dan menguliti korbannya (kebanyakan kulit punggung). Korbannya kebanyakan perempuan dan kulit yang sudah dikuliti dan dikeringkan lalu dijahit menjadi baju perempuan atau tudung lampu meja. Buffalo Bill senang memakai baju perempuan yang berbahan kulit manusia, dan memakai wig di rumahnya sendiri, bergaya seperti perempuan.



Norman Bates dalam Psycho

pada jamannya (film ini dibuat pertama kali taun 1960, saat saya masih berwujud gas kentut di dalam perut ibu saya dan masih menjadi serat-serat putih di testis ayah saya. bahkan ibu saya masih berumur 5 tahun saat itu!), film psycho ini tentu saja sangat menyeramkan. adegan klasiknya adalah saat norman bates menusuki seorang perempuan yang sedang mandi. tapi apa yang dilakukan norman bates sampai dia disebut psycho?

Norman Bates kehilangan ibunya dan sangat mencintai ibunya. entah karena trauma masa kecil apa saya lupa, yang pasti Norman Bates berperilaku gak biasa, yaitu seringkali merasa bahwa ibunya masih hidup, mungkin di dalam diri dia, dan dia sering bercakap-cakap seorang diri serasa bercakap-cakap dengan ibunya. "mother, blood, mother!" adalah teriakan yang selalu saya ingat.



Leatherface dari the Texas Chainsaw Massacre

yang leatherface lakukan adalah mencincang korban-korbannya pake gergaji mesin, semua orang tau itu. dia juga menggunakan kulit wajah korbannya sebagai topeng.

.......................................................................



saya memiliki cerita yang menarik, seperti sudah saya bilang tadi.

Seseorang yang bernama Ed Gein (lengkapnya edward gein) yang hidup sekitar taun 1940an di sebuah peternakan terpencil di Wisconsin, USA, ternyata telah menginspirasikan diciptakannya tokoh Norman Bates, Buffalo Bill dan Leatherface.
Bagaimana bisa? mari saya ceritakan apa yang ed gein lakukan.

Ed gein hidup bersama keluarganya. keluarga ed mengelola sebuah peternakan yang terpencil. ed sangat sayang sama ibunya. padahal ibunya bisa dibilang gila karena selalu merasa khawatir dan terlalu tertutup dengan masalah seksualnya. karena paranoidnya, ibunya selalu bercerita mengenai betapa jahatnya dunia luar dan dia mulai berkotbah untuk kedua anaknya dengan tujuan supaya keduanya tetap suci. apalagi sejak ayah ed meninggal dunia, hanya ibunyalah yang banyak memberi pengaruh kepada kedua anaknya. Suatu hari adik kecil ed meninggal dunia. hal ini membuat sepasang ibu-anak ini semakin terikat dan kuat hubungannya, dan ibunya semakin depresi. oya, saya lupa cerita bahwa ed adalah anak yang terbelakang. hal ini menjadikan ed sangat tergantung kepada ibunya. hingga suatu hari ibu ed mengalami stroke yang sangat menyiksa dan ed merawat ibunya itu meskipun harus terus menerus mendengarkan makian ibunya yang semakin depresi dan menjadi gila. tapi setiap tidur, ed memeluk ibunya dari belakang agar ibu ed merasa nyaman. sekali lagi, ed sangat menyayangi ibunya.

ed berumur 39 tahun waktu ibunya meninggal dunia. sejak ibunya meninggal, ed hidup seorang diri di peternakan keluarganya itu dan mulai menghabiskan waktunya untuk banyak kegiatan. selain beternak dan berkebun, ed sering membaca majalah dan buku mengenai perburuan, anatomi manusia dan nazi. kegilaan ed dimulai sejak kematian ibunya. ed, seorang keterbelakangan mental dan sangat tertutup telah ditinggalkan oleh satu-satunya penolong, ibunya sendiri.

ed mulai berpikir mengenai transeksual, dengan tujuan agar dia bisa menjadi sosok ibu bagi dirinya sendiri. hanya itu yang dia butuhkan.

suatu hari dia membaca di sebuah koran lokal bahwa tak jauh dari makam ibunya, telah dikuburkan juga seorang wanita. dia memutuskan untuk pergi dan menggali kubur wanita tersebut supaya dia bisa mendapatkan contoh yang sempurna dari anatomi tubuh wanita, bukan hanya dari buku anatomi yang dibacanya saja. dia meminta bantuan kepada salah satu kawannya yang bernama gus, yang kebetulan berprofesi sebagai penggali kubur untuk menggali kubur wanita tersebut. untuk beberapa lama, ed sering mengunjungi kuburan tersebut untuk mendapatkan lebih banyak lagi mayat. kegiatan tersebut biasa ed lakukan dibawah sinar bulan purnama, agar bisa melihat dengan lebih terang (inilah yang dijadikan judul film yang mengisahkan kehidupan ed gein, 'In the Light of the Moon' produksi taun 2000).


kadang dia mengambil seluruh bagian mayatnya, dan tak jarang juga dia hanya mengambil beberapa bagian dan organ saja dari mayat. (lebih jauh lagi dia mengaku telah membongkar 9 makam dari 3 kuburan yang berbeda. polisi tidak percaya sampai mereka membongkar ulang ke-9 makam tersebut dan melihat sendiri bahwa ke-9 makam itu kosong.)

kembali ke kisah ed, rupanya ed sangat menyukai mayat. dia benar-benar seorang necropilia sejati. bagian-bagian tubuh sangat menarik bagi Ed dan dia tidak pernah keberatan untuk menyimpan beberapa di rumahnya, walaupun sudah membusuk sekalipun (saya pernah baca bahwa studi mengenai necropilia dimulai sejak era ed gein!). dari kesemua tubuh yang ia dapatkan dari kuburan, ia potong kepalanya lalu disusutkan dan dijadikan hiasan di ujung-ujung ranjangnya. dia juga membuat tudung lampu meja dari kulit manusia. ed juga menyimpan kesemua daging di kulkas, tak jarang ia masak untuk dimakannya. apalagi yang dia bikin? sebuah mangkok sup terbuat dari tengkorak manusia untuk ia gunakan sendiri. tidak ada yang tau apakah ed gein berhubungan seksual dengan mayat-mayat yang ida dapatkan, tapi siapa yang tau juga?

akhirnya ed tidak jadi melakukan transeksual,
tapi dia membuat setelan wanita dan topeng dari kulit manusia, dan dia biasanya mengenakannya untuk berjalan-jalan di halaman peternakannya sambil menari-nari dan berbincang seorang diri seakan-akan berbincang kepada ibunya

(hal ini diketahui dari saksi mata yang menyangka ada perempuan aneh di pekarangan ed, namun menghiraukannya karena ed adalah orang yang aneh dan saksi mata ini terlalu malas untuk berbincang-bincang dengan ed).

suatu hari ia sadar bahwa semua asesoris dan topeng kulitnya tidak lagi bisa dipakai, atau tidak bisa dipakai untuk waktu yang lama. ed berpikir untuk mencari lagi mayat baru yang memiliki kulit yang sedikit lentur. itu berarti mayatnya harus sangat baru dan fresh. tapi tidak ada juga kabar mengenai mayat perempuan baru di pekuburan yang sering ed kunjungi. akhirnya pada tahun 1954, ed gein menembak seorang wanita, mary hogan, yang kebetulan memiliki kemiripan dengan ibunya. mayat Mary dibawa ke peternakannya. 3 tahun kemudian, dia melakukan hal yang sama lagi kepada bernice worden. dasar sial, polisi mengetahui semua kegiatan ed gein dan mendatanginya di peternakan.

disana polisi bukannya menemukan sebuah rumah mungil di tengah-tengah peternakan, tapi sebuah rumah horor.
inilah beberapa benda yang polisi temukan: 4 potong hidung, beberapa tulang dan tengkorak dari mayat yang berbeda, 9 topeng kulit yang sudah keras, sebuah jantung di dalam panci diatas kompor, mangkok yang terbuat dari tengkorak manusia, 10 kepala wanita yang semuanya sudah digergaji bagian atasnya, kulit manusia yang dijadikan pelapis pada beberapa kursi, beberapa potong alat kelamin yang digarami di dalam toples, 4 tengkorak manusia di ke-4 ujung ranjangnya, beberapa organ manusia di dalam kulkas, sepasang bibir yang dirangkai dengan benang, dan banyak lagi. di dalam langit-langit sebuah lumbung polisi menemukan tubuh bernice worden yang digantung terbalik, tanpa kepala dan sudah dibelah dari leher sampai ke kelaminnya. ed Gein mungkin telah memutilasi 15 wanita dan menyimpan semua sisa tubuh mereka di rumahnya sendiri.


korban Ed Gein di TKP

........................................................

saya adalah penggemar kisah-kisah psycho/serial killer. dari mulai zodiac killer, jeffrey dahmer, john wayne gacy, ted bundy, henry lee lucas, manson dan albert fish, menurut saya kisah ed gein adalah yang kisah yang paling menarik, selain zodiac killer dan dr. H.H. Holmes tentunya. lain kali saya akan ceritakan tentang zodiac killer dan h.h. holmes. tentu saja sumanto tidak masuk ke dalam kisah yang menarik buat saya sejak pengakuannya. dia bilang dia mencari ilmu. cih! kenapa hal-hal yang gak bisa dijelasin harus lari ke hal-hal mistik?

dalam kisah fiktif, pembunuh yang saya sukai adalah john doe, dari film se7en. dia adalah seorang jenius selain hannibal. dan jigsaw killer dari film saw sudah masuk ke dalam daftar pembunuh favorit saya.

di luar benar atau tidaknya kisah ed gein, saya tidak tahu. saya hanya bermodalkan informasi di internet kok. lagian saya ga hidup di jaman itu apalagi kenal sama ed gein. :D

tapi berhati-hatilah. teman baikmu sekalipun bisa jadi seseorang yang sangat berpotensi menjadi pembunuh psikopat. siapa yang tau?

.................................................................

R : diatas adalah sebuah artikel yang sebenarnya udah ditulis 5 tahun lalu ama temen saya yang juga penggemar horror movie.
Artikel yang cocok banget buat di muat di blog ini hehe
Artikel2 selanjutnya atau --review tentunya-- tentunya sangat di harapkan buat menemani trio Z, M, dan R yang angot-angotan mood nulisnya hahahah

thanks buat 'T' atas izin pemuatan artikelnya!
Gracias!

21 January 2010

JACK BROOKS: MONSTER SLAYER ( 2007 )


REVIEWED BY 'Z'.

Waktu die masih bocah ingusan yg polos & belon mengenal kenikmatan surgawi dari mraktekin masturbasi, Jack Brooks kecil & keluarga suka pergi camping bareng2. Orangtuanye kayanye tipe2 orang yg yakin kalo pergi ngedeketin diri ama alam bakalan ngebawa angin positif buat makin nguatin ikatan keluarga.


Sayangnye, pada salah satu momen “nguatin ikatan keluarga” ini, sebentuk makhluk buas tertentu menginvasi perkemahan mereka & ngebantai semua orang, bokapnye, nyokapnye ama adik perempuanye. Tapi untungnye, di dalem terror itu Jack kecil berhasil nyolong kesempatan melarikan diri, pas makhluk itu lagi sibuk ngegerogotin intestin anggota keluarganye yg laen.
Sejak itu Jack jadi punya masalah dalam ngontrol emosi.

Sekarang umurnye udah 30 taun, ngerasa kalo masturbasi itu praktek pathetic dari orang yg ngga punya partner seks, bekerja tetep jadi tukang ledeng, ama dipaksa buat ngambil kuliah malem bareng sang pacar. Mata pelajarannye tuh sains, nama dosennye Prof. Gordon Crowley & hasilnye adalah Jack sadar kalo idup yg luar biasa ngebosenin bakalan kerasa makin menyiksa kalo lo pacaran ama cewe menyebalkan.

Kaya yg belon punya cukup masalah, satu malem Jack dapet panggilan tugas buat nyelesaiin masalah yg dimiliki sang dosen dengan air ledengnye. Tentunye kaga ada yg tau kalo Crowley sekarang tinggal di rumah tempat dimana, pada jaman dahulu kala, sejenis ethereal jahat tertentu ngambil alih badan pemilik rumah yg lama.

Kabar baiknye die keburu terbunuh sebelon sempet bermetamorfosis secara komplit. Kabar buruknye, mayatnye dikubur di halaman belakang rumah yg sama & dengan sentuhan tangan2 Jack yg kurang terampil, sebentuk gas-jahat tertentu pun lepas ke permukaan, secara langsung naro sapapun yg tinggal di situ dalam masalah besar. Singkat kata semua orang bisa liat kalo ada sesuatu yg salah ama Prof. Crowley, & pas tentacle2 mulai bermunculan disana/sini, Jack pun sadar kalo sebenernye die punya panggilan yg harus die turutin dalem idupnye…buat ngebunuhin monster!

...............................................................

Ada 2 alesan kenapa film ini tampak begitu manis di mata gue. Alesan pertama tuh Jack Brooks-nye sendiri, diperanin ama Trevor Matthews, bisa jadi kandidat paling kuat buat ngedudukin tahta anti-hero yg ditinggalin Ash 20 taun yg lalu. Sampe sekarang, belon ada tokoh laen yg bisa ngedeketin kharisma ama energi dari karakter Bruce Campbell itu kecuali die. Dengan potensi kaya gini, tinggal kasih die senjata tangan tertentu buat gimmick & gue yakin Jack Brooks bakalan jadi ikon horror favorit masa depan.

" Alesan kedua adalah kehebatan tim spesial FX-nye buat nyiptain gore ama makhluk2 keren lewat cara “tradisional”. Praktis semua monsternye dibikin pake karet & prosthetic, gue berani bilang kalo ngga ada apapun di sini yg di-shoot pake CGI & itu bikin monster2nye jadi keliatan lebih mengancam daripada yg ada di film2 sejenis. Bikin mata gue jadi berkaca2 mengingat masa2 indah waktu kelihaian estetika “make-up artist” masih jadi salah satu nilai jual utama buat sebuah film horror."

Kalooooo aje ada lebih banyak produser yg mertahanin tradisi ini…
NON-CGI MONSTERS!!

Selaen kredit ekstra bagi departemen estetika, cast di sini pun kudu dapet jempol buat performa mereka yg, biarpun ngga semuanye fenomenal, ada di atas standar rata2 b-movie biasanye. Trevor Matthews, kaya udah gue bilang tadi, maenin karakter yg ada lagi ada di ambang pengkultusan mitologis. Robert Englund punya banyak scene buat diisi & berhasil tampil impresif di setiap bijinye. Sisanye? Pacar menyebalkan yg annoying emang bener2 annoying, Joe Asshole reguler emang keliatan kaya asshole reguler, ngga ada yg kurang ngga ada yg berlebih. Gue ngga ngeliat ada alesan apapun buat komplen.
Ok, ok, film ini emang rada “ngerayap” buat sampe ke bagian “pembunuh monster”nye, tapi justru di bagian itu malahan kite dapet porsi gede dari aksinye Robert Englund kan? Secara pribadi, gue kaga liat ada yg salah dengan ngekspos Robert Englund kalo die akting jadi dosen creepy yg kesurupan roh jahat. Lo mau eksyen? Apaan itu kalo bukan eksyen?!!


Dengan jagoan keren, makhluk keren, ama tumpahan darah yg netes sepanjang jalan. Ngga salah kalo harapan para penggemar film monster sekarang pada numpuk diatas bahu satu nama:
Jack Brooks: Monster Slayer!!

.................................................


20 January 2010

EDEN LAKE ( 2008 )


REVIEWED BY 'Z'

Penggemar horror pasti udah akrab dengan filosofi kalo “turis itu menyebalkan”, ada berapa banyak coba film yg temanye itu orang kota liburan buat terjebak kesengsaraan gara2 masalah lokal? Kite ngeliatnye di Eropa Timur, kite ngeliatnye di Mexico, kite ngeliatnye di Prancis. Nah, sekarang, mate2 kite di Inggris ikut ngerapetin diri dalem barisan yg memproduksi film buat bikin tourism board mereka bangga.


................................

Jenny (Kelly Reilly) itu guru playgroup yg, mungkin gara2 muak ngeladenin segerombolan anak2 kecil cengeng tiap hari, mutusin buat pergi dalam satu liburan romantis ama pacarnye, Steve (Michael Fassbender). Si Steve ini, yg punya niat mahatulus buat mengikat hubungan mereka secara permanen dengan luar biasa manisnye, ngerasa dirinye nemuin setting yg sangat ideal: sebuah danau indah yg dilingkerin hutan kecil di pinggir kota kecil. Awalnye sih getaway yg direncanain ini berjalan dengan baik sampe segerombolan ABG lokal mulai muncul & ngelakuin hal2 yg emang umumnye dilakuin ama segerombolan ABG, alias mengganggu kedamaian orang sekitar. Tentunye Steve, yg udah siap menyongsong peran mahamulia sebagai “kepala rumah tangga”, kudu lah ngelakuin hal yg paling hero-like buat ngelibatin dirinye dalam adu mulut dengan sejumlah bocah 12 taun yg ngerasa gangsta dengan ngerokok sambil dengerin hip-hop club kenceng2.

Abis konfrontasi yg kurang sukses itu, pasangan kite ini ngelewatin satu malam yg cukup damai sebelon besok paginye, Steve kite yg malang lagi2 dibikin frustrasi ama lelucon berandal2 kemaren buat ngempesin ban mobilnye yg fancy. Steve yg masih memendam dendam pergi ke kota ama Jenny buat makan pagi, disana, mergokin sepeda yg familiar lagi parkir di depan rumah, jagoan kite ini lagi2 ngelakuin hal yg paling hero-like dengan ngedatengin rumah itu buat ngelaporin ke sang pemilik seberapa menyebalkannye kelakuan anak mereka kalo lagi di luar. Ini pun ngga terlalu berhasil, sejak itu lelucon anak2 lokal malah jadi hardcore dengan ngebawa kabur mobil fancy Steve tadi. Ngerasa malu di depan sang pacar (plus sangat keilangan bantuan GPRS di dashboard), Steve ngelacak keberadaan nemesis2 kerdilnye & buat ketiga kalinye ngelakuin hal yg paling hero-like dengan mengkonfrontasi mereka di tengah hutan malem2.

Ngga diberkati bakat dalam seni buat bernegosiasi, pahlawan kite ini malah terlibat pertempuran ala UFC dengan segerombolan bocah ABG, perkelahian sengit yg berakhir ketika Steve nunjukin skill Samurai-nye dengan ngebunuh anjing punya kepala gerombolan itu pake switchblade…nice going Steve! Kematian Cujo tadi kayanye ngobarin api iblis dalem jiwa anak2 lokal soalnye abis itu mereka seakan menjelma jadi Children Of The Corn, dalam sekejap ngerubah akhir pekan pasangan kite yg nyari ketenangan jadi perjuangan panjang yg penuh derita buat bertahan idup.

................................



Eden Lake kayanye punya semacem komentar sosial tertentu soal kultur kekerasan & efeknye ke anak2 remaja modern. Apapun maksudnye itu, gue tetep nganggep kalo 2 orang dewasa yg ngga sanggup ngehandle segerombolan bocah 12 taun sebagai hal yg konyol. Bahkan kalo gerombolan yg dimaksud itu isinye para bully SMP yg bawa cutter, tetep aje masih keliatan konyol! Ini bukan anak2 yg kesurupan jiwa Charles Lee Ray terus jadi pembunuh massal, ini juga bukan titisan Lucifer ala Damien Omen, ini tipe anak2 sok jago yg ngerasa megang sekolah soalnye rumahnye deket situ pas lo masih pake putih-biru dulu, paling banter juga Geng Nero lah. Gimane keadaan jadi bisa sedemikian lepas dari kontrol 2 protagonis kite disini bikin dahi gue berkerut.


Tentunye, pelajaran pertama dari nonton film itu kan “jangan pernah anggep yg lo liat dengan serius”. Di luar pesen moralnye yg asli lawakan itu, Eden Lake ini dibikin dengan eksekusi yg apik. Sutradara James Watkins ngerangkai sekuen-eksyen gerilya pramuka yg mungkin cuman bisa dibandingin ama gerakan tentara pelajarnye Mao Tze Tung di RRC. Wuih! Sapeee coba yg nyangka kalo ABG2 manja negara dunia pertama yg hobi ngambil foto pake kamera telpon seluler bakal bisa semilitan ini? Ha.
" Tapi bener kok, film ini ngga jelek, ini malah punya ending lebih bagus dari yg gue ekspektasiin. Tontonan yg cukup lah, meski sebenernye sih ye, kalo aje ini dibikin dalam bentuk komedi-spoof die bakalan kick-ass banget!! Hmmmm, gimane tuh Troma?"


..........................

KLIK MENU 'DOWNLOAD' UNTUK MENDOWNLOAD FILMNYA.



14 January 2010

SITANALA ( 2009 ) / ZOMBIE MOVIE ( 2005 )


REVIEWED BY 'R'.

Kali ini saya akan mencoba me-review 2 film pendek yang salah satunya buatan temen-temen kita yang masih SMU.



SITANALA ( BERGEGASLAH SEBELUM SENJA ).

TENTANG 'SITANALA'




Film Pendek Independen (mungkin yang pertama) buatan anak SMA.

Budget : 200 - 300 ribu RP

Sinopsis :
29 Febuari 2012...Laboratorium Rekayasa kimia di satu-satunya rumah sakit kusta di dunia, tiba-tiba saja meledak....wabah kusta jenis baru menyebar kota Tangerang dan sekitarnya, Kota Tangerang diberikan status siaga satu oleh pemerintah. Kami yang tadinya sedang meliput rumah sakit tersebut kini...harus menjadi beberapa orang yang masih selamat dan bertahan hidup hingga hari ini...

directed by Anugrah Surya Pratama


Ini adalah sebuah film indie bergenre horror-zombie bikinan anak2 SMU,
Film berdurasi sekitar 15 menit ini bercerita tentang meledaknya laboratorium di rumah sakit kusta 'Sitanala' yang yang nyebabin pasien2nya berubah menjadi zombie. kota Tangerang pun berstatus siaga satu.
seorang reporter bersama rekannya mencoba survive di tengah kepungan mayat hidup pemakan daging ini.

..........................

Saya nggak akan me-review film ini dari segi teknis mengingat mereka masih sedang dalam tahap belajar membuat film, dan budgetnya kecil ( cuma 200-300 ribu brad!! ) lagian saya sendiri nggak begitu ngerti teknis pembuatan film hehe. namun, memang kekurangan terlihat jelas disana-sini, tapi kalo terus belajar, saya yakin di film berikutnya mereka akan lebih baik.

oke, jadi saya ( sebagai horror-fan movie --bukan sebagai kritikus atau master per-sinema-an hehe-- ) akan mencoba membagi sedikit masukan dari sudut pandang saya sebagai upaya support dan apresiasi buat mereka.

.............................

- Kurangnya usaha pengenalan karakter, membuat emosi saya tidak ikut terlibat..

- Diawal, mereka nyoba buat make konsep 'handheld camera' gaya reportase langsung, dari konsep ini tentunya yang diharapin adalah aura 'reality-scare' yang spontan bisa di hadirkan. untuk konsep ini akting apa adanya/natural sangat di butuhkan. nah, rata-rata yang maen disini kan mereka yang sedang belajar, so akting paniknya masih terasa kurang. buat menutupi ini, sutradara sebagai director mestinya bisa turun langsung mengontrol mereka, misalnya :
di menit 00.50 ketika adegan orang2 berlarian panik karena laboratorium kimia rumah sakit meledak, rombongan kru reportase terlihat tidak terlalu panik selayaknya orang yang melihat orang lain berlarian dan mendengar suara ledakan, bahkan penjaga rumah sakit masih bisa menjelaskan dengan santai " kayanya laboratorium di sebelah sana meledak ", seharusnya disini sutradara ngingetin dengan memberi perintah : " more panic! more panic!! "
untungnye di menit berikutnya keliatan tuh paniknya. saya suka aktingnya sang reporter-cewe dan pergerakan kameranya juga bagus. hehe

- Ide zombie ber jilbab itu keren :) hehe saya juga suka kemunculan zombie cowo di menit 03.49, tangannya tak perlu menggapai2 tapi kehadirannya cukup mengancam ..i like this scene hehe, film ini kayanya mencoba menengahi 2 kutub per-zombie-an ( zombie jalan dan zombie lari ) dengan membuat zombienya di awal berjalan merayap, kemudian ketika semakin lama terinfeksi mereka akhirnya mampu berlari ( menit 02.37 -part 2 ) hehe bagus..baguss..

- Entah kenapa gerakan zombienya gue lihat kurang creepy dan terlalu tipikal hehe mungkin perlu eksplorasi gerakan zombie lainnya..zombie ngesot misalnya
akan lebih keren juga kalo ada zombie suster, zombie dokter dll soalnya ini yang meledak laboratorium rumah sakit kan hehe

- Tentang adegan mengenang lewat rekaman handycam itu, mungkin terinspirasi adegan 'mengenang' di Cloverfield? hehe rasanya akan lebih terasa dramatis jika rekaman yang dilihat adalah rekaman ketika mereka sedang bercanda/tertawa bahagia lalu ditimpali soundtrack yang mendukung dengan durasi yang tidak terlalu panjang untuk efisiensi. atau kita bisa masukin sedikit humor dengan membuat rekaman handycam nya bertumpang tindih dengan rekaman2 konyol.
Anyway, pengambilan gambar dan editing yang bagus gue dapetin mulai menit 05.19 ( part 1 ) --mulai menit ini konsep 'handheld camera' nya ditinggalin-- sampe 01.40 ( part 2 ),

-Setting apokaliptik-post-outbreaknya kaga ada. Mengingat minimnya budget, tentunya kita ga mungkin bikin kaya di 'I Am Legend' hehe tapi mungkin kita bisa menggeletakkan tong sampah di tengah jalan, drum minyak bekas, membalikkan gerobak bubur ayam, sepeda anak-anak, atau jika kita berhasil membuat efek asap mengepul dari ban bekas yang dibakar, kayanya itu akan lebih yahud dll.

..........................

udah segitu aja hehe selebihnya tentu aja saya seneng banget ternyata banyak harapan2 baru untuk dunia sinema kita apalagi jika itu berhubungan sama yang namanya horror dan zombie hehehe. bravo! sekali lagi review diatas bukan sok-ngritik atau sok-pinter, tp cm sekedar sharing, sebagai upaya apresiasi dan support.Salut buat semangatnya, its inspiring! tetap berkarya dan sukses selalu.



yang pengen nonton filmnya bisa di streaming atau download dari link di bawah ini :


..........................................




ZOMBIE MOVIE ( 2005 )
DETAILS FROM IMDB

Yang ini juga sebuah film pendek ( 15 menit ) bergenre situational-horror-dark-comedy-zombieyang ditulis dan di sutradarai oleh Michael. J .Asquith dan Ben Stenbeck, ( setelah dtelusuri 2 orang ini pernah bekerja sebagai kru untuk divisi SFX di film : Xena, Hercules, trilogi The Lord Of The Rings, dan Bride Corps. mereka adalah alumni WETA-Workshop. ) dan ternyata film ini memenangi penghargaan 'New York City Horror Film Festival' dan 'Screamfest' ( 2005 ) untuk kategori 'Best Short Film'.

..............................

Tahun 1986, setahun setelah meledaknya zombie-apokalipsnye Romero 'Day Of The dead' ( 1985 ), wabah itu juga akhirnya melanda Selandia Baru.
semua orang menjadi zombie.
nah, Film ini berfokus pada 3 berandal yang terjebak dalam mobil mereka yang kehabisan bensin di tengah kepungan zombie2. Dengan hanya sedikit makanan dan rokok, usaha saling bertahan diri diantara mereka berubah menjadi keputus-asa an memuncak yang lebih mengancam dari pada para undead diluar sana.

..............................

gue suka film ini, hillarious, kocak, entertain dan intrigued.
Film ini emang lebih mengeksploitasi intrik-survival diantara para karakternya, sementara zombienya sendiri hanya menjadi background yang memperkuat situasi-horror.
15 menit kayanya menjadi waktu yang efisien terkemas dengan pas. padet dan ringkas. Akting 3 tokoh sentralnya memang tidak akan pernah meraih Oscar namun cukup untuk kebutuhan cerita film. sebagai film yang dibuat oleh alumni WETA, SFX zombienya emang keren ( untuk ukuran b-movie / berbudget rendah ), lihat ada zombie kaki-patah..it's cool. sementara hadirnya gore dan violence membuat gue semakin suka film ini. Untuk zombienya sendiri, Ben Stenbeck merujuk pada zombie ala Romero yang berjalan patah-patah dan tidak terlalu agresif, namun selalu siap memangsa siapapun makhluk hidup di dekatnya. ya pilihan tepat, soalnye kalo zombienya ganas bisa ngedobrak mobil, habislah dalam sekejap 3 pria ini. hehe satu hal yang gue sayangkan adalah, kenapa judulnya "zombie movie" ???

wahtever, gue suka film ini.
dan jika kalian ga suka film ini, bersyukurlah karena ini hanya akan menyita 15 menit saja dalam hidupmu. :)

filmnya bisa dilihat di link ini :
PART 1
PART 2


08 January 2010

10 Film Buruk Paling Keren Sepanjang Masa

WRITTEN BY 'Z'.

Tau ngga apa yg gue paling suka dari horror? Maksud gue selaen semua toket ama gore yg berserakan dengan ngga bertanggung jawab di dalemnye, yg paling gue suka dari horror itu batesan bagus-jelek di dalemnye sangatlah tipis. Di genre laen, kebanyakan film tuh kalo ngga bagus ya jelek, udah, selesai sampe situ, tapi di film horror itu bukan harga mati. Ini satu genre yg terkenal sangat bangga ama keburukan mereka & itu, sejujurnye, adalah kenape gue cinta ginian. Kadang di sini sesuatu bisa keterlaluan jeleknye sampe dia malahan jadi masterpiece.


Jadi, gue bakalan ngasih list dari film2 jelek paling keren yg pernah dibikin. Soalnye bikin film jelek itu gampang, bikin film keren itu lebih sulit. Makanye secara logis bikin film jelek yg keren itu sesuatu yg butuh talenta khusus.

...........................................................


10. DAY OF THE DEAD (2008)

KENAPA INI BURUK
Apa mereka itu zombie? Ngga tau. Malahan, aslinye gue sama sekali ngga punya ide mereka sebenernye apa. Ada satu debat abadi yg ngebelah 2 kutub audiens: zombie-lambat apa zombie-cepet? Di sini kite ngga ngeliat dua-duanye. Malah, yg kite liat ini cuman bisa dideskripsiin sebagai spider-zombie . Makhluk ini bukan cuman bisa sprint, tapi mereka juga dianugerahi kemampuan buat lompat, bikin flip sempurna, ama ngerangkak di tembok & langit2. Lo kudu liat sendiri buat bisa percaya. Geraknye juga bukan “cepet” biasa doang, ngga, ngga…tapi gerak “ultra-cepat”. Dengan apa yg mungkin adalah keputusan teknis paling idiotik dalam sejarah horror, nyaris tiap kali monster2 ini nongol di layar kameranye sengaja dinaikin speed-nye ala film bisu Charlie Chaplin apa Three Stooges. Dan kalo lo mikir ngga ada yg bisa lebih buruk dari itu, hey! Selaen ada pada tempo ffwd secara permanen, kepala makhluk2 kite ini juga meledak tiap kali kena api.

KENAPA INI KEREN
Kalo ada hal positif yg bisa gue singgung soal ini tuh bahwa di sini ada banyak gore & gue ngga pernah nguap sekalipun selama ngeliatnye. Malah, begitu lo ngelupain kalo ini ceritanye remake dari mahakarya Romero, begitu lo ngerti ini semuanye soal apa, lo bakalan sangat menikmatinye semata-mata buat ngeliat sejauh apa para sineas ini siap ngelabrak dinding imbesilisme. Gue malah punya niat nonton ini lagi dalam pengaruh psikotoprika tertentu dalam rangka ngetawain semua absurditasnye.

KENAPA INI MUSTI DILIAT
Supaya lo bisa terus ngingetin Mena Suvari kalo doski maen di situ.

SEKALIAN CEK...
Leprechaun, supaya lo bisa terus ngingetin Jennifer Anniston kalo doski maen di situ.

...........................................................

9. ILSA, HAREM KEEPER OF THE OIL SHEIK (1976)

KENAPA INI BURUK
Pertama, ini adalah sekuel dari film yg sebenernye ngga butuh sekuel sama sekali. Ilsa yg ini itu sama ama Ilsa, She-Wolf Of The SS yg diceritain terbunuh di akhir film pertamanye. Tapi kalopun dulu doski ngga mati pun film ini tetep ngga masuk akal mengingat fakta kalo Ilsa yg pertama tuh komandan kamp-konsentrasi Nazi, sementara di sini doski jadi penjaga harem buat raja minyak Arab.. jadi emang kontinuitas antara 2 judul ini adalah, hmmm, non-existent selaen doski adalah cewe sadistik pirang dengan aksen Eropa buruk yg sama. Malahan itu emang plot tunggal dari semua judul yg dibikin pake nama Ilsa: cewe pirang sadistik dengan aksen Eropa yg buruk.

KENAPA INI KEREN
Walaupun setolol itu, film ini aslinye sangat enjoyable buat ditonton. Semua kartakternye ada dalam Ying-Yang sempurna antara cukup ngga berarti jadi lo ngga akan keberatan mereka mati, tapi juga cukup likeable selama screentime pra-kematian mereka jadi lo ngga akan ngedoain mereka buat cepet mati. Ini terutama berlaku bagi karakter bodyguard afro kembar itu: Velvet & Silk. Lagian, masa sih satu film dengan adegan cewe dicongkel matanye buat dibikin sop bisa ngga sedikitpun nyentil saraf geli seseorang? Mereka bahkan cukup kreatif buat nanem bom dalem vagina yg bakalan meledak kalo dipenetrasi sebagai senjata utama! Coba kalahin itu Michael Bay!!

KENAPA INI MUSTI DILIAT
Orang2 ini sangat bahagia pas bikin film ini. Mungkin lebih seneng daripada kite yg nontonnye. Ngga pernah pura2 jadi film “beneran”, semua yg terlibat dalam proses produksinye tau kalo mereka lagi bikin sampah & menikmati setiap detik dari momen tersebut. Oh ye, gue udah bilang belon sih kalo mereka nanem bom dalem vagina yg bakalan meledak kalo dipenetrasi?

SEKALIAN CEK...
She-Wolf Of The SS, di mana Ilsa mati buat pertama kalinye & Tigress Of The Siberia, di mana doski bangkit dari kubur buat kedua kalinye.

...........................................................

8. MARS ATTACKS! (1996)


KENAPA INI BURUK
Seoalnye, ini tuh sebuah parodi yg gagal total. Seorang Tim Burton dalam kemegahan karya paling buruk sepanjang kariernye, satu film di mane die, buat sekali-kalinye, ngesampingin semua fetish eksesifnye pada gothic novella & Johnny Depp buat bikin parodi sci-fi, yg, ternyata jadinye malah lebih keliatan kaya parodi dari sebuah parodi, dengan semua bagian yg mestinye bisa dipotong di meja editing, ngga tau gimane, berhasil nemuin cara mereka buat mengiltrasi masuk dalem print final. Sapa aje yg maen di sini? Hmmm, ada Jack Nicholson, Pierce Brosnan, Sarah Jessica Parker, Annette Bening, Jim Brown, Martin Short, Glenn Close, Lukas Haas, Paul Winfield, Rod Steiger, Tom Jones, Christina Applegate, Michael J. Fox, Sylvia Sidney, Danny DeVito, Lisa Marie, Natalie Portman, Jack Black, Joe Don Baker, Pam Grier ama praktis semua orang yg kecatet dalem buku telpon dapet peran utama di sini. Segitu banyaknye sampe selama sejam pertama alurnye jalan tertatih-tatih dalam usaha buat ngenalin semua karakternye, dan sebelon satupun diantaranye sempet nongol di layar buat 10 menit mereka udah keburu dibunuh ama makhluk Mars.

KENAPA INI KEREN
Soalnye, meski sama sekali gagal dalam usahanye buat keliatan lucu, ini justru sangat sukses buat jadi luar biasa lucu. Secara ironis, joke2nye segitu garingnye sampe malah bikin senyum, dan waktu itu secara pathetic didaur-ulang berkali-kali, maka ngga ada yg bisa dilakuin orang selaen ngetawainnye. Ngga tau ngetawain leluconnye apa ngetawain orang yg bikinnye gue ngga terlalu pasti, tapi yg jelas lo ketawa. Hal ironis laennye tuh biarpun dibintangi searmada aktor ama aktris papan atas Hollywood, justru mahluk2 CGI-nye lah yg jadi bintang sebenernye di sini. Yup, semua animasi identik itu tampil lebih mempesona dengan kepribadian artifisial mereka daripada anggota cast yg ngelewain sekolah akting, dan kenyataan itu jauh lebih sci-fi dari apapun yg Tim Burton taro dalem film ini.

KENAPA INI MUSTI DILIAT
Soalnye, dengan pengetahuan bahwa karya terburuknye adalah yg paling keren, gue selamat dari bencana kudu nonton film bikinan Tim Burton lagi…ever!!

SEKALIAN CEK…
Alien Apocalypse, film yg jadi parodi sci-fi karna keterbatasan biaya, bukan gara2 berusaha jadi parodi.

...........................................................

7. KILLER KLOWNS FROM OUTER SPACE (1988)


KENAPA INI BURUK
“Pie-tossing killers arrive in a circus tent spaceship and capture earthlings in cotton candy cocoons that turn them into Jell-o”. IMdb.

KENAPA INI KEREN
“Pie-tossing killers arrive in a circus tent spaceship and capture earthlings in cotton candy cocoons that turn them into Jell-o”. IMdb.

KENAPA INI MUSTI DILIAT
“Pie-tossing killers arrive in a circus tent spaceship and capture earthlings in cotton candy cocoons that turn them into Jell-o”. IMdb.

SEKALIAN CEK...
Plan 9 From Outer Space, satu-satunye film yg berani buat bisa keliatan lebih jelek dari yg ini.

...........................................................

6. RETURN OF THE LIVING DEAD (1985)

KENAPA INI BURUK
Soalnye ini semua terjadi di ruangan bawah tanah sebuah gudang. Itu satu. Juga, kite kudu ngikutin segerombolan Punk Rock pergi ke kuburan buat dansa/si tanpa alesan yg jelas. Ok, gue tau Punk Rock ama horror emang punya tradisi bersama (ada yg inget Punk Rock Holocaust? Itu bahkan ngga cukup bagus buat masuk di list ini), masalahnye Punk Rockers ini ada dalam tipe remaja paling stereotipikal yg bisa lo liat dan itu pun diperankan dengan teramat buruk ama aktor2 yg, kebanyakan, ngga pernah lo liat maen di film apapun selaen ini. Selaen semua itu, ini juga salah satu film pertama yg ngelanggar etika film zombie waktu mereka ngasih penjelasan soal apa yg nyebabin fenomena itu terjadi. Hal itu mungkin umum sekarang, tapi dulu, kebanyakan film zombie ngga ngasih eksplanasi apapun ke penonton dan itu ada alasannye, soalnye eksplanasinye –contohnye kaya yg ada di sini- itu cenderung kedengeran sangat tolol.

KENAPA INI KEREN
Di sini ada zombie2 paling keren sepanjang jaman. Lupain 28 Days Later, RotLD itu film pertama yg ngenalin kite pada zombie gerak cepet. Malah, bukan cuman gerak cepet doang, zombie2 ini juga bisa ngomong! Meski cuman dalam ruang lingkup silabus kosakata sederhana kaya “Braaaaaaaaains!” doang, tapi itu jelas sebuah evolusi pesat. Pada satu adegan, abis ngebantai pengemudinye, salah satu zombie masuk ke dalem ambulan buat ngambil radio CB & bilang "send...more...paramedics!" ke penerima di ujung sana. Para zombie di sini bukan cuma anggota Mensa, mereka juga cukup cool & kreatif buat nyiptain apa yg sekarang kite kenal sebagai mosh pit! Cukup? Tunggu dulu, sebelon selesai, harus gue sebutin kalo pas di kuburan, Linnea Quigley berbugil ria depan kamera dalem make-up goth komplit, dengan tinta emas nyantumin nama doski sebagai Suicide Girl pertama yg dikenal sejarah.

KENAPA INI MUSTI DILIAT
Braaaaaaaaains!

SEKALIAN CEK...
Dance Of The Dead, reinkarnasi ketololan 80-an di era milenium.

...........................................................

5. DEAD ALIVE / BRAINDEAD (1992)
KENAPA INI BURUK

Ini salah satu film awalnye Peter Jackson, jaman sebelon die mulai menangin Oscar ama punya berat badan dalam proporsi yg cuman bisa dikalahin King Kong pake bantuan CGI. Selaen bikin zombie sampah begini, PJ juga bertanggung jawab buat film boneka tolol model Meet The Feebles. Tentunye sejak itu die belajar baca & nemuin J.R Tolkien untuk kemudian memproduksi dongeng soal Gandalf, Troll, Dumbledore, Unicorn & Elf2 gay (itu semuanye dari film yg sama bukan sih?). Abis itu die nemuin apa yg disebut kaca sebagai sumber inspirasi buat nge-remake K. Kong. Nah, Braindead ini dibikin pake kurang dari 1/50 budgetnye Kong…yah bayangin aja sendiri lah kaya apa. Kalo males, buka aje reviewnye Ringo & liat still2-nye di situ.

KENAPA INI KEREN
Mengingat kalo resume laen orang ini adalah judul2 macem Lords Of The Ring ama King Kong, perlu gitu dijelasin lagi kenapa yg ini masuk ke kategori keren? Dengan tumpahan darah serta gore berada pada level jauuuhhh di atas standar “ridikulus”, adalah mustahil kalo ada orang yg bisa nonton ini tanpa ketawa terpingkal-pingkal. Biarpun itu masih ngga semustahil ada orang yg bisa nonton The Two Tower tanpa ketiduran.

KENAPA INI MUSTI DILIAT
Sebelon studio2 mulai masukin duit ke dalem kantongnye. Peter Jackson muda punya gospel yg sama ama karakter Father McGruder: “I kick ass for the Lord!!”

SEKALIAN CEK...
Bad Taste, directorial-debutnye di mane die punya peran sebagai orang yg keilangan bagian belakang kepalanye. Prophetic!

...........................................................

4. EVIL ALIENS (2007)

KENAPA INI BURUK


Versi sci-fi klise dari acara Silet Investigasi: satu kru acara TV pergi ke pulau terpencil di pesisir Wales buat nyelidikin soal penculikan alien yg ngelibatin pembuahan-antargalaksi. Sebuah plot ngga impresif dieksekusi pake akting yg jauh dari impresif sama para cast-nye, lengkap dengan stereotip aktris-utama bertoket-gede yg lari2 dalam busana super ketat sambil ngasih ekspresi serba berlebihan. Satu hal menakjubkan di sini tuh kemampuan mereka buat bikin aneka ragam spesial/visual efek dengan budget-produksi yg sangat terbatas, tentu semuanye ada pada level paling bawah dari splat-stick campness tapi seengganye mereka udah usaha. Para penggemar kult juga bakal mengenali satu adegan reka ulang dari scene klasik “spear girl”-nye Cannibal Holocaust, kali ini dilakuin dari atas ke bawah.

KENAPA INI KEREN
Satu film dibuka pake adegan alien-abduction yg berakhir dengan sekuen anal-probe brutal jelas bakalan masuk daftar klasik gue. Kite dapet semua mulai dari karakter dicabik intestinnye satu2, mutilasi alien massal, sampe pertempuran antar-spesies di dalem septic-tank, juga hardcore-alien-sex, piring terbang, & lelucon kulit pisang ala Warkop DKI. Pokoknye, dalam soal mendorong limit dengan biaya seadanye, film ini berhasil bikin home run.

KENAPA INI MUSTI DILIAT
Close-encounter dengan pentil alien yg ternyata bukan cuma warnanye ungu, tapi juga runcing sempurna, real turn-on.

SEKALIAN CEK...
Terrorvision, buat piring terbang dalam versi lebih retro.

...........................................................

3. THE TOXIC AVENGER (1985)
KENAPA INI BURUK

Posternye itu sama sekali ngga ngasih lo clue gitu?

KENAPA INI KEREN
Film ini ngasih penonton banyak pelajaran hidup, misalnye:
* Nyerang anak yg lagi naek sepeda itu bernilai 28 poin.
* Jack Daniels ngga keliatan jauh beda ama fruit punch.
* Klub kebugaran merupakan pusat pergaulan sosial era 80-an.
* Limbah radioaktif itu ijo & selalu mendidih.
* Lo ngga akan pengen seorang mutan ngejadiin peler lo sebagai sansak.
* Restoran siap-saji naro Samurai beneran buat pajangan dinding.
* Jangan pernah duduk di atas batu sauna.
* Mutan itu berasep kalo terangsang.
* Orang buta nyimpen minimal 50 tongkat kayu di rumah.
* Datsun sama Pinto itu make desain tangki yg sama.
* Cowo mestinye jangan pake jaket pink.
* Sekali ginjal lo udah keluar, maka ngga ada cara mudah buat naro itu di tempatnye semula.

KENAPA INI MUSTI DILIAT
1. Aneka tindak kekerasan terhadap anak di atas sepeda.
2. Aneka tindak kekerasan terhadap wanita lansia.

SEKALIAN CEK…
Isi kepala lo di psikiater.

...........................................................

2. FEAST II: SLOPPY SECONDS & III: THE HAPPY FINISH (‘08/’09)

KENAPA INI BURUK

Ok, mari kita liat…ada pemerkosaan anal antar-spesies, messia cacat mental, luchador kerdil (2 orang), pornagrafi liliput, sodomi binatang, muntahan asam, otopsi monster, mutan muntaber, pembongkaran vaginal, zombie-raver, ilmu beladiri, cewe2 bertato topless megang shotgun ama .44’ sambil make g-string ma atribut kulit. Semuanye bertarung sampe mati lawan mahkluk2 buas sebelon satu persatu berakhir:
A-diperkosa ama monster
B-dimakan ama monster
C-diperkosa trus dimakan ama monster
D-diperkosa, dimakan, abis itu diberakin keluar ama monster

Campurin itu dengan plot bikinan anak kelas 6 SD, sederet aktor/aktris kacangan, monster yg keliatan kaya personel GWAR lari2 pake kostum Halloween murahan, ama sebuah ending yg sama sekali ngga ada hubungannye ama film ini secara keseluruhan.

KENAPA INI KEREN
Alasan yg sama ama yg ditulis di atas.

KENAPA INI MUSTI DILIAT
Buat menyinggung sebagian orang, misalnye:
Orang kerdil, orang kulit hitam, kaum perempuan, para lansia, orang Latin, bikers, lesbian, orang Asia, orang kulit putih, penari telanjang profesional, ama sekitar 99% dari populasi dunia.

SEKALIAN CEK...
Feast doang, itu Feast yg memulai semua Feast.

...........................................................

1. THE EVIL DEAD (1981)

KENAPA INI BURUK

Ngga ada manusia yg berhak ngebantah tingkat kult dari yg satu ini. Evil Dead itu salah satu mahakarya cinema dengan pengikut fanatik terbanyak di dunia, juga salah satu benchmark genre horror paling influensial. True that! Tapi tetep aja ini film jelek, film jelek yg paling bagus sepanjang sejarah. Kalo ada memori keren di kepala lo soal Evil Dead, gue yakin itu semuanye pasti lo liat di sekuelnye. Tangan gergaji, Ash2 mini lari2, Klaatu Verata Nikto, setan yg ngomong “I’ll swallow your soul!” ama makhluk mata yg bikin kabin pahlawan kite banjir darah tu semuanye ada di film kedua. Nah, kalo yg ini cuman menang tipis di atas satu film tipikal Suzanna, sama sekali inferior kalo dibandingin ama Evil Dead II & Army of Darkness. Kecuali Bruce Campbell, semua anggota cast laennye bermaen dalam kapasitas akting Dorman Borisman & semua scare di dalemnye secara berantakan diselimutin efek yg lebih menggelikan dari make-up Marilyn Manson pas baru bangun tidur.

KENAPA INI KEREN
Biarpun 100% murahan & luar biasa crappy, ini tetep aje filmnye Sam Raimi, yg artinye segala hal di dalemnye diorkestra dengan sangat apik. Adegan di mana roh jahat menembus hutan (diliat dari sudut pandang orang pertama) adalah momen legendaris yg (coba) ditiru banyak orang, trus adegan pemerkosaan yg dilakuin tumbuhannye itu merupakan definisi dari kata “creepy” di dalam kamus. Jauh lebih raw ama true pada genre horror dari sekuel-sekuelnye, Ini film yg penuh ama momen2 memorable, kadang-kadang diisi script cerdas kaya "Shut up, Linda!", punya nilai edukasi bahwa teks demonic yg ditulis pake darah orang itu keliatan ngga beda ama kalo ditulis pake ballpoint, serta berisi pesan moral mulia bahwa menyincang wanita yg lo cintain itu ternyata bukan hal yg sulit buat dilakuin.

KENAPA INI MUSTI DILIAT
Soalnye ini film yg mengawali Evil Dead II ama Army of Darkness. Kalo itu ngga cukup buat jadi alesan kenape ini musti diliat, berarti kalian gila.

SEKALIAN CEK...
Ya Evil Dead II ama Army of Darkness lah. Kalo ngga liat yg 2 lagi, trus ngapain lo nonton ini?